Liputan6.com, Jakarta - Pembunuh Asisten Presiden Direktur PT XL Axiata, Hayriantira, Andy Wahyudi (38), mengaku tidak pernah merencanakan pembunuhan terhadap teman wanita yang sudah ia kenal sejak 2 tahun silam itu.
Andy berdalih, kemarahannya meradang secara tiba-tiba, saat mendengar wanita yang akrab disapa Ryan itu mengejek alat kejantanannya.
Advertisement
Andy mengklaim, saat ia dan Ryan sepakat membuka kamar dan menginap di hotel, tak tebersit niat meniduri Ryan. Begitu pun saat berada di dalam kamar. Namun saat itu Ryan meminta ia menggaulinya.
"Saya menolak, saya bilang punya saya tidak bisa bangun. Dia lalu meledek saya. Kata-kata yang kasar dan pedas membuat saya jadi kesal. Saya masih diam pertama, sabar-sabarin. Dia enggak berhenti-berhenti merendahkan harga diri saya sebagai laki-laki," ujar Andy di lokasi pembunuhan Ryan, Hotel Cipaganti, Jalan Raya Cipanas, Tarogong, Garut Jawa Barat, Kamis (6/8/2015).
Saat kekesalan memuncak, Andy yang sedang melihat Ryan berbaring melepas penat, spontan mengambil bantal yang berada di samping Ryan dan membekap kencang wajah janda 2 anak itu hingga perempuan nahas itu tewas.
"Saya panik, langsung mencari minyak angin di mobil. Saya dekati ke hidung dia supaya dia sadar, tapi saat saya periksa denyut nadi di tangan kiri dan leher tidak ada denyutnya," ungkap Andy.
Tersadar baru saja membunuh Ryan, Andy pun memutar otak agar aksinya tidak terbongkar. Maka dia pun segera melucuti pakaian Ryan dan menenggelamkan dengan posisi telungkup dalam bak air panas.
Tujuan tindakan itu, kata Andy, agar bagian wajah Ryan rusak dan sulit dikenali. Andy juga berpikir jika baju Ryan masih terpakai, maka saat polisi mengidentifikasi ciri-ciri jasad Ryan, akan mudah dikenali.
"Saya kumpulkan semua handphone, dompet dia, bajunya ke dalam tas. Kunci (hotel) nya saya bawa, saya masukan ke tas dia. Lalu saya cari tempat yang ramai di (aplikasi) Waze. Ada terminal besar di Garut, ada haltenya. Kemudian saya buang di halte. Saya tidak ingat persis nama tempatnya," beber Andy. (Rmn/Nda)