Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengklaim, kementeriannya telah mengantisipasi kehadiran El Nino atau kenaikan suhu muka laut lebih awal sejak Januari 2015 lalu. Antisipasi dilakukan dengan membangun irigasi hingga 1,3 juta hektare dan juga menyediakan pompa kurang lebih 21 ribu unit.
"Yang kita antisipasi adalah September-Oktober. Tetapi kita sudah melakukan langkah-langkah antisipasi, seperti pompanisasi, embung, dam parit, dan sumur dangkal," ujar Amran di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat pada Kamis, 6 Agustus 2015.
Advertisement
"Pompa-pompa juga sudah diserahkan kepada petani," imbuh dia.
Amran meyakinkan, stok pangan hingga beberapa bulan ke depan masih aman. Saat ini stok pangan Indonesia 1,5 juta ton. "Stok tersebut dianggap aman sehingga tidak perlu impor, karena impor adalah pilihan paling terakhir," tutur Amran.
Menurut Amran, seluas 200 ribu hektare lahan di Indonesia mengalami kekeringan. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu. Pada 2014 lalu tercatat sekitar 159 ribu hektare yang mengalami kekeringan, banjir, dan hama.
"Tahun ini, karena ada antisipasi lebih awal dengan membentuk tim khusus, namanya Upsus (Upaya Khusus), kita berhasil menyelamatkan kurang lebih 100 ribu hektare," kata dia.
Ia berharap, dengan telah dilakukannya berbagai macam langkah antisipasi menghadapi El Nino, proyeksi produksi padi dapat mencapai 75,5 juta ton. Sesuai dengan angka ramalan (aram) Badan Pusat Statistik (BPS). Amran yakin, hujan akan mengguyur sebagian wilayah Indonesia pada akhir Oktober ini.
“Jadi mudah-mudahan kemarau tidak sampai lebih dari bulan Oktober," ujar dia.
Daerah-daerah yang kira-kira masih akan mengalami kekeringan, di antaranya, yakni sebagian wilayah Jawa barat seperti kawasan Indramayu, Cirebon. Lalu di Jawa Tengah, yakni Demak, Pati, dan Grobogan. "Sedangkan di wilayah Jawa Timur, ada di Bojonegoro. Dan NTT, Timor Tengah Selatan," ucap Amran. (Nad/Rmn)