Liputan6.com, Chicago - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange ditutup menguat pada perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) ditopang pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan penurunan saham-saham di Wall Street.
Dilansi dari Xinhua, Jumat 97/8/2015), kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik US$ 4,5 atau 0,41 persen menjadi US$ 1.090,1 per ounce.
Advertisement
Penguatan emas ditopang turunnya indeks dolar AS 0,08 persen menjadi 97,82 pada pukul 19.00 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Pergerakan emas dengan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah. Jika dolar AS turun maka emas akan naik, karena emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi para investor.
Kenaikan harga emas juga didukungan dari aksi beli safe haven oleh para investor karena saham-saham AS di Wall Street turun tajam pada Kamis.
Para pedagang juga menunggu laporan tenaga kerja dari Departemen Tenaga Kerja AS yang dijadwalkan akan dirilis pada Jumat waktu setempat.
Laporan resmi ketenagakerjaan kemungkinan akan menetapkan harapan untuk waktu kenaikan suku bunga bank sentral AS atau The Fed.
Kenaikan suku bunga Fed mendorong investor beralih dari emas ke aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga. Belum ada kenaikan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan AS.
Harga perak untuk pengiriman September juga ikut menguat US$ 12,4 sen atau 0,85 persen, menjadi US$ 14,677 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik US$ 5,1 atau 0,54 persen menjadi US$ 956 per ounce. (Ndw/Gdn)