Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Ahok akan memastikan seluruh makanan yang dijual di Jakarta terbebas dari bahan-bahan berbahaya. Tak cuma makanan yang dijajakan pedagang kaki lima (PKL), tapi juga yang dijual di restoran.
Keputusan ini dipicu pengalaman pribadi pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu saat makan di sebuah restoran. Saat itu, Ahok begitu tertarik dengan menu es shanghai di restoran tersebut, lalu penasaran dengan bahan makanan yang ada dalam es itu.
Advertisement
"Setelah diperiksa ada rhodaminnya (pewarna tekstil)," tutur Ahok saat penandatanganan nota kesepahaman dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Balaikota, Jakarta, Jumat (7/8/2015).
Temuan itu pun lalu dilaporkan kepada BPOM.
Belajar dari pengalaman tersebut, Ahok bakal mengancam menutup restoran yang tak memiliki lisensi dari BPOM. "Nanti kalau kita temukan, kita akan tutup izinnya," tutur Ahok.
Untuk mempermudah para pengusaha makanan mendapatkan lisensi itu, Ahok menawarkan kerja sama antara BPOM dengan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) guna mengurus lisensi itu.
"Jadi nanti warga cukup datang ke PTSP untuk mengurus semuanya. Biar dia jadi calo kita. Kalau ada biaya yang harus dibayar, BPOM tinggal buat rekening Bank DKI lalu masyarakat transfer," terang Ahok.
Hal ini untuk menjawab keluhan masyarakat karena lokasi uji laboratorium jauh dari rumah warga. Dia juga meminta Dinas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Provinsi DKI Jakarta untuk mendata pedagang yang ingin mendapatkan lisensi BPOM.
"Nanti kalau tidak ada BPOM tidak boleh jual di Jakarta. Kalau ini berlaku orang yang tidak mendaftar di BPOM otomatis tidak laku. Saya yakin hukum pasar lebih kuat neken orang," pungkas Ahok. (Ndy/Mut)