Silat Kata di Tengah Amuk Keluarga Asisten Presdir XL

Keterangan Andy terus berubah-ubah. Penyidikan pun terus mendalami, alasan sebenarnya pembunuhan Ryan.

oleh Audrey Santoso diperbarui 08 Agu 2015, 00:01 WIB
Hairyantira atau Ryan yang menjadi korban pembunuhan. (www.linkedin.com)

Liputan6.com, Jakarta - Brak! Tangan pria berjaket hijau memukul badan bus yang digunakan untuk mengangkut tersangka pembunuhan Asisten Presiden Direktur PT XL Axiata Hayriantira.

Adik korban Hayriantira, Agung Ari Wibowo (29), terbakar emosi mengetahui kekejaman Andy Wahyudi ketika menghabisi nyawa wanita 37 tahun tersebut.

Matanya melotot. Mulutnya tidak berhenti mengucap makian dan sumpah. Dia dan anggota keluarga yang lain juga berniat melayangkan bogem ke tersangka. Kecewa atas tindakan Andy yang juga teman dekat Ryan.

Namun, niatnya dicegah sang ibu angkat. Dia berusaha menenangkan anggota keluarganya. "Jangan dipukul. Kasihan," kata sosok wanita berjilbab itu.

Dia lalu menjauhkan adik Ryan dari bus bergambar angsa putih terbang. Hal sama dilakukannya ke anggota keluarga lainnya yang juga tengah melampiaskan amarah.

Wanita yang tidak lain tante Ryan itu juga meminta polisi tidak mengeluarkan Andy dari bus sebelum anggota keluarganya tenang.

Kejadian ini berlangsung ketika bus yang membawa Andy ke Hotel Cipaganti, Tarogong, Garut, Jawa Barat untuk prarekonstruksi.

Polisi akhirnya menjauhkan keluarga korban dari bus dan menunggu situasi aman, baru mengeluarkan Andy. Tersangka langsung digiring polisi ke kamar nomor 5 Hotel Cipaganti. Kamar yang menjadi saksi bisu pembunuhan Ryan oleh Andy.

Prarekonstruksi berlangsung tertutup di kamar hotel pada Jumat 7 Agustus 2015. Pada reka ulang itu, tersangka memperagakan 34 adegan dengan pengawalan ketat polisi.

Sejumlah barang bukti juga disertakan, antara lain sandal dan pakaian korban, puntung rokok, serta 1 unit kendaraan milik Ryan.

Polisi memang memberi tahu keluarga Ryan tentang rekonstruksi hari ini. Oleh karena itu, mereka memutuskan menginap di hotel yang menjadi lokasi pembunuhan putrinya.

Orangtua korban, Rukmila (58) dan Adi Santoso (65), bersama adik lelaki Ryan beserta 2 kerabatnya akan bermalam di kamar yang berhadapan dengan ruang nomor 5.

Rukmila tiba di lokasi pada Kamis 6 Agustus pagi untuk menjalani proses pengambilan sampling DNA sang putri.

"Kami memang sejak pertama ingin menginap di sini. Apalagi kami tahu akan ada rekonstruksi di sini hari ini," kata Rukmila dengan tegar dan tabah di Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat.

Namun saat rekonstruksi berlangsung, Rukmila mengatakan enggan melihat adegan demi adegan yang tersangka lakukan kepada Ryan.

(Liputan 6 TV)

Dia memilih menemani sang suami beristirahat akibat kelelahan usai menempuh perjalanan ke Garut.

"Saya sudah tidak mau lihat Andy lagi. Jadi lebih baik di kamar saja, karena Bapak juga sedang kurang sehat. Sudah cukup saya melihat dia," ujar Rukmila.

Setelah melakukan rekonstruksi, penyidik meminta wanita paruh baya itu untuk menjalani pemeriksaan ke Mapolres Garut pukul 20.00 WIB kemarin.

Sesekali air mata membasahi pipinya. Terlebih ketika dia mengingat saat Andy mengaku kepadanya telah membunuh Ryan.

Sebelumnya, Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti mengatakan, tersangka Andy mengakui perbuatannya berkat kesabaran orangtua Ryan. Rukmila rajin mengunjungi Andy di Rutan Mapolda Metro Jaya dan menanyakan keberadaan Ryan secara baik-baik. Pendekatan Rukmila itulah yang menjadi awal terkuaknya peristiwa pembunuhan Ryan.

Kepada polisi Andy mengaku menghabisi nyawa Ryan dengan cara membekap mulut dan hidung korban lalu menenggelamkannya ke dalam bak mandi di Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat, pada 30 Oktober 2014.

"Tersangka AW untuk kasus pemalsuan dokumen akhirnya mengakui bahwa dia yang membunuh saudari Ryan pada 30 Oktober 2014 di Hotel Cipaganti dengan cara membekap korban dengan bantal karena motifnya sakit hati. Itu dulu yang kami dapat," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krisna Murti.

Inkonsistensi Motif

Andy Wahyudi mengaku membunuh Ryan karena sakit hati. Kata-kata Ryan, membuat tersangka tega menghabisi nyawa teman spesialnya 2 tahun belakangan ini.

"Kamu homo ya?" kata Andy menirukan kata-kata Hayriantira sebelum dibunuhnya, di Hotel Cipaganti, Jalan Cipanas Raya, Terogong, Garut, Jawa Barat, Kamis 6 Agustus 2015.

Menurut dia, makian kasar serta kalimat cemoohan terus dilontarkan Ryan saat dia enggan berhubungan intim. Pada akhirnya, dia membekap wajah Ryan dengan bantal sampai wanita itu tidak bernyawa.

Alasan ini berbeda dari keterangannya beberapa hari lalu. Saat pertama kali ditanya mengenai alasannya membunuh Ryan, dia mengaku kesal karena korban mencemooh tentang ukuran alat vitalnya.

Polisi tidak menelan mentah keterangan Andy karena inkonsisten atau berubah-ubah. Penyidikan pun akan terus mendalami, alasan sebenarnya pembunuhan Ryan.

"Keterangannya dari awal memang berubah-ubah. Makanya kami masih akan dalami kebenaran omongan dia," jelas Kombes Krishna Murti.

Terakhir, Andy berharap menang tender di PT XL Axiata dengan bantuan Ryan. Walaupun pekerjaan utama Andy sebagai sales kesehatan, dia memiliki bisnis sampingan. Bisnis Andy itu, yakni menyuplai alat pemadam kebakaran ke perusahaan-perusahaan dengan komisi Rp 500 ribu per unitnya. Itu pun jika dia bisa mengegolkan tender tersebut.

"Dia berharap besar tender itu bisa jadi dengan bantuan Ryan," tutur Krishna.

Makam Ryan dibongkar hari ini. Sebelumnya, Ryan dimakamkan sebagai jasad yang tak dikenal, lantaran kondisi jenazah sulit dikenali. Dia dimakamkan di lahan RSUD Dokter Slamet Garut, tepatnya di Kampung Cibunar, Kecamatan Tarogong Kidul.

Kondisi makam Ryan sudah tak terurus, bahkan tak ada batu nisan sebagai penanda.

Pembongkaran makan juga untuk keperluan pengambilan sampel DNA. Sampel DNA Miss X ini akan dicocokkan dengan milik ibu Ryan.

"Untuk mengenali jasad korban ada 3 metode. Pertama, pengenalan secara fisik. Perlu kami sampaikan kemarin keluarga korban sudah melihat foto-fotonya dan meyakini dari ibu kandungnya bahwa ini adalah saudari Ryan. Tidak cukup dengan itu, tes kedua dengan tes DNA dan golongan darah," kata Kapolres Garut AKBP Arief Wahyudi.

 

(Liputan 6 TV)

 

Sesal Keluarga

Ryan dan tersangka memang dekat. Kedekatan itu juga terlihat di mata keluarga karena Andy selalu menemani Ryan di masa-masa sulit menjelang perceraian Ryan dengan mantan suami, Dian Wijayana (37).

"Andy sering mengantar kakak saya mengurus perceraiannya dengan Mas Dian dan mendampingi kakak saya saat di sidang perceraian. Dulu saya menganggapnya kakak saya itu butuh seseorang yang mendampinginya di saat sulit," tutur adik Ryan, Agung Ari Wibowo (29), di Hotel Cipaganti, Jalan Raya Cipanas, Garut, Jawa Barat, Kamis 6 Agustus 2015.

Keluarga janda beranak 2 ini pun tahu, Andy sudah memiliki istri dan seorang anak. Namun, keluarga menoleransi hubungan akrab mereka karena yakin tersangka orang baik dan dipercaya dapat menyembuhkan sakit Ryan.

"Makanya saya dan keluarga pun maklum. Tak sangka juga akhirnya bisa begini. Saya juga tak habis pikir kok dulu bisa ya keluarga saya maklum saja," ujar Agung dengan nada lirih penuh penyesalan.

Andy bukanlah orang asing di mata keluarga Ryan. Dia merupakan teman sekolah kakak Ryan, Hayrina, saat menduduki bangku sekolah menengah pertama. Hayrina lah yang mengenalkan tersangka Andy pada Ryan.

Ibunda Ryan, Rukmila mengatakan, Hayrina mengenalkan Andy karena Ryan mengeluhkan sakit di tangannya. Andy yang saat itu mengaku punya keahlian di bidang pengobatan alternatif, mengobati Ryan dengan metode pijat dan totok syaraf.

"Setahu saya, dulu mereka berkenalan saat Hayriantira sakit," ujar Rukmila di Hotel Cipaganti, Jalan Cipanas Raya, Tarogong, Garut, Jawa Barat, Jumat 7 Agustus 2015.

Adik Ryan, Agung, juga menuturkan hal yang sama. Keluarganya sudah berpuluh-puluh tahun mengenal Andy sebagai sahabat Hayrina.

Dulu keluarga Ryan tinggal di Pondok Kopi, Jakarta Timur, sampai akhirnya ibu dan ayah kandung mereka bercerai dan kembali pulang ke kampung di Brebes, Jawa Tengah.

"Waktu kakak pertama kami (Hayrina) SMP, Andy ini teman dekat kakak pertama saya itu. Setelah SMP ya sudah tidak berkomunikasi lagi, tapi sejak ada Facebook, mereka bertemu di Facebook. Dan Andy bilangnya punya keahlian pengobatan alternatif, saat itu Mbak Ryan kambuh-kambuhan sakitnya," kata Agung.

"Mereka bertemu lagi lewat Facebook (pada 2013), dikenalkan oleh kakak pertama saya itu. Jadi Andy dikenalkan ke Mbak Ryan untuk sembuhin penyakit kakak saya," imbuh Agung. (Bob/Ron)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya