Liputan6.com, Jakarta - Dalam acara pelantikan Pengurus Dewan Pimpinan Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan nada bercanda sempat menyebut nama Waketum SOKSI Bambang Soesatyo sebagai sosok yang kerap mengkritik dirinya.
Saat dimintai pendapatnya tentang penyebutan namanya, Bambang yang akrab disapa Bamsoet itu menuturkan biasa saja. Dia juga mengapresiasi sikap "jantan" Jokowi.
Advertisement
"Biasa saja. Saya terus lanjut jika memang perlu dikritik. Saya juga apresiasi Jokowi bahwa kritik itu bukan hal yang tabu," ujar Bamsoet di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (8/8/2015) malam.
Meski demikian, anggota Komisi III DPR itu menjelaskan perubahan KUHP, terutama soal pasal penghinaan presiden, itu sulit dimasukkan kembali. Bamsoet menegaskan hal ini bukan karena dia menolak, tetapi karena Mahkamah Konstitusi pernah menolaknya.
"Tidak mungkin Komisi III mendorong itu, ini bukan masalah terima atau menolak, tapi karena undang-undang itu pernah ditolak oleh MK," jelas Sekretaris Fraksi Golkar di DPR versi kubu Ical itu.
Masih kata dia, di lain sisi dia sepakat apa yang disampaikan oleh Ketua Umum SOKSI Ade Komarudin bahwa presiden tidak layak untuk dihina.
"Bahwa apa yang dimaksud Pak Akom (Ade Komarudin) itu sama sekali menegaskan rakyat saja tidak boleh dihina, apalagi presiden. Artinya hukum itu berlaku sama. Jadi kritikan itu bukanlah penghinaan," tutup Bamsoet.
Bamsoet memang acap kali melontarkan kata-kata pedas baik yang ditujukan kepada presiden maupun pada pemerintahannya sejak awal Jokowi memerintah hingga sekarang.
Akibat hal itu, dalam momen acara SOKSI tadi malam, Jokowi pun mencari tahu sosok pria yang kerap mengkritiknya itu. Meski tak bertatap muka, dalam pidatonya di depan Bamsoet dan SOKSI, Jokowi menyampaikan pesan kepada politisi Senayan itu.
"Tadi saat pelantikan, yang saya ingat cuma Pak Bambang Soesatyo. Saya enggak tahu Pak Bambang kalau kritik saya pedas banget," ujar Jokowi.
Meski demikian, Jokowi menegaskan tidak masalah dengan kritik dari politisi Partai Golkar itu. Menurut dia, hal itu merupakan bentuk rasa cinta kepadanya.
"Tapi Mas Bambang, itu enggak masuk penghinaan Presiden seperti apa yang disampaikan Pak Akom, jadi terus saja. Karena kritik itu tanda perhatian dan tanda cinta," tutur Jokowi yang mengundang tawa para hadirin. (Ado/Nda)