Pasca-Bentrok Ormas, Warga dan Polisi Berjaga di Pasar Gembrong

Bentrok antar-organisasi masyarakat (ormas) sempat terjadi di beberapa titik di Jakarta Timur pada Sabtu 8 Agustus.

oleh FX. Richo Pramono diperbarui 09 Agu 2015, 09:32 WIB
Ilustrasi tawuran warga.

Liputan6.com, Jakarta - Tidak ingin bentrok kembali terjadi di daerah tempat tinggalnya, sejumlah warga di Jakarta Timur berjaga-jaga. Bentrok antar-organisasi masyarakat (ormas) sempat terjadi di beberapa titik di Jakarta Timur pada Sabtu 8 Agustus.

Pantauan Liputan6.com, Minggu (9/8/2015) pagi, di bekas tempat kejadian bentrokan, kondisi relatif aman. Meski begitu sejumlah polisi pun tetap berjaga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Bahkan sejumlah warga menerapkan sistem keamanan lingkungan (siskamling) untuk mencegah bentrok terjadi lagi di daerahnya. Mereka menyayangkan sikap ormas yang membuat kericuhan itu.

"Jelas kami kecewa dong. Di sini kan kita semua mau hidup tenang, aman. Jangan ada kekacauan. Toh warga kami juga enggak salah apa-apa. Kita jagain terus dari semalam, bukan mau nantangin, tapi mau ngamanin. Siskamling saja seperti biasa orang ronda," ungkap Ali salah seorang warga di Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (9/8/2015).

Kramatjati menjadi salah satu lokasi yang menjadi sasaran amuk salah satu ormas. Hal itu dipicu dari pemukulan yang dilakukan sejumlah anggota ormas saat melintas di lokasi kepada warga setempat yang menjadi 'pak ogah'.

Bukan hanya di Kramatjati, suasana pengamanan pun masih terjadi di Pasar Gembrong, Jakarta Timur. Sejumlah warga didampingi beberapa anggota kepolisian masih berjaga di sekitar pemukiman mereka.

"Ya kita mah sehari-harinya begini. Ngamanin lingkungan sekitar tempat kita tinggal kan udah jadi tanggung jawab warga. Kalau polisi ya wajar karena emang ditugasin biar enggak rusuh-rusuh," kata Usman salah satu warga setempat.

Warga berharap agar kekacauan yang sempat terjadi dapat diusut tuntas dan tidak terjadi lagi. Mereka menyayangkan hal tersebut terjadi karena dirasa sangat meresahkan lingkungannya.

"Ya kasihanlah sama kita-kita. Ibaratnya orang mau kerja, anak mau sekolah, mau tenang gitu. Enggak ada pingin ribut-ribut. Damai ajalah mendingan. Kan enak hidup akur mah," pungkas Usman.

Sampai saat ini di beberapa lokasi bekas bentrokan, terpantau aman dan kondusif. Tidak terlihat adanya tanda-tanda yang meresahkan.

Bentrok Ormas

Sebelumnya, anggota Ormas Forum Betawi Rempug (FBR) terlibat kericuhan dengan warga di Pasar Gembrong, Jakarta Timur. Akibat kejadian tersebut, 1 orang warga terkena sabetan senjata tajam.

"Ada tukang parkir menggunakan identitas ormas PP (Pemuda Pancasila), mereka (ormas FBR) langsung menyerang dan mengejar," kata Kapolsek Jatinegara Kompol Suwanda saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta.

Suwanda menambahkan, ada sekitar 30 anggota FBR yang mengejar anggota ormas tersebut. Namun begitu, pihaknya belum mengetahui motif dari aksi itu.

Kericuhan kembali terjadi di Jalan Raya Bogor, Kramat Jati, Jakarta Timur. Seorang anggota FBR mengalami babak belur dihajar massa dan 2 sepeda motornya juga dirusak warga.

Kejadian tersebut berawal saat kelompok FBR memukuli 'pak ogah' karena menghalangi rombongan mereka yang ingin lewat. Karena dianggap menghalangi, seorang anggota ormas kepemudaan itu langsung memukuli kenek truk dan 'pak oga'h. Warga sekitar pun langsung bereaksi yang menyerang balik.

Warga yang mengamuk itu pun membuat seorang anggota FBR yang diketahui bernama Jalu, mengalami luka-luka di bagian wajah. Ia pun saat ini masih menjalani pemeriksaan di RS Budi Asih atas luka lebam yang dialaminya. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya