Jokowi Ancam Pecat Menteri dan Direksi BUMN, Rini Berbenah

Menteri BUMN Rini Soemarno ketar ketir dan ingin menambah jam kerja para direksi maupun manajemen perusahaan pelat merah.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 10 Agu 2015, 12:14 WIB
Rini Soemarno (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengancam akan memecat menteri atau direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ‎apabila perusahaan pelat merah tidak sanggup memacu investasi sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi di semester II 2015.

Mendengar ancaman tersebut, Menteri BUMN Rini Soemarno ketar ketir dan ingin menambah jam kerja para direksi maupun manajemen perusahaan pelat merah.

Saat ditemui wartawan usai Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia ke-38 di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (10/8/2015), Menteri Rini mengaku rutin memantau perkembangan proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang diamanatkan kepada BUMN. Salah satu contohnya jalan tol Trans Sumatera, proyek pelabuhan dan sebagainya.

"Saya juga mengecek ke lapangan, hampir setiap minggu atau dua pekan sekali, kita lihat ke lapangan bagaimana perkembangannya. Presiden juga sudah melihat apa yang kita lakukan untuk infrastruktur, khususnya proyek yang dicanangkan Presiden, seperti jalan tol Bakauheni-Palembang, pelabuhan, dan lainnya untuk mempercepat investasi," kata dia.

Bahkan Menteri Rini tak tanggung-tanggung akan menggenjot jam kerja para direksi dan manajemen BUMN agar maksimal dalam menggarap proyek infrastruktur.

"Direksi dan manajemen BUMN khususnya infrastruktur untuk bekerja selama tujuh hari. Kalau bisa dua kali shift, kita lakukan. Ini yang harus dilakukan. Jika nggak melakukan sesuai yang diharapkan, ya kita ingatkan," papar dia.

Sebelumnya, Presiden Jokowi memastikan akan mengawasi proyek-proyek infrastruktur pemerintah. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini tak segan-segan mencopot menteri dan direksi BUMN jika tidak mampu mengejar target yang ditetapkan.

"Jangan kaget kalau setelah dua bulan saya datang lagi. Jika progress tidak benar, saya tegur. Bisa karena manajemen di BUMN yang kurang baik seperti pola lama atau karena menterinya tidak ngejar-ngejar. Ya diganti direksinya, kalau menterinya diganti menterinya. Saya sih simpel saja," tegas Presiden. (Fik/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya