Liputan6.com, Bogor - Demonstrasi ratusan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di Jalan Dewi Sartika, Jalan Sawojajar dan Jalan MA Salmun, Bogor, Jawa Barat berakhir ricuh. Kericuhan meluas hingga satu tenda posko Satpol PP Kota Bogor yang berada di Jalan MA Salmun dirobohkan.
Awalnya, ratusan pedagang berunjuk rasa di halaman Balai Kota Bogor, Senin (10/8/2015). Para pedagang menuntut agar bisa kembali berjualan di kawasan Jalan Dewi Sartika, Jalan Sawojajar dan Jalan MA Salmun. Sebab, sejak 3 pekan lalu, lapak PKL yang berada di jalan tersebut ditertibkan Satpol PP Kota Bogor.
Advertisement
Namun kericuhan pecah. Petugas Satpol PP terlibat baku pukul dengan para pedagang. Kericuhan tak berlangsung lama dan para pedagang pun membubarkan diri.
Ternyata, sekitar pukul 14.30 WIB, sebuah posko di Jalan MA Salmun dirobohkan. "Tadi jam setengah 2 siang tadi. Satpol PP-nya juga ada di posko," ucap Novan, juru parkir yang berada di lokasi saat posko dirobohkan.
Ia menuturkan, beberapa petugas Satpol PP di posko pun keluar dan meninggalkan lokasi. Tapi sejauh ini belum diketahui pasti siapa yang bertanggung jawab atas robohnya posko Satpol PP tersebut.
Sementara itu para pedagang yang mayoritas berjualan buah, sayur dan ikan ini menolak jika mereka harus masuk dalam blok yang sudah disediakan. Mereka tetap bertahan dan meminta untuk berjualan di lokasi semula.
"Kami menolak untuk pindah, karena harga mahal. Dan kami juga meminta untuk kembali berjualan di lokasi semula," beber salah seorang pedagang.
Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip Hidayat mengatakan, pihaknya bersama pihak pengembang pasar sudah melakukan pembicaraan terkait solusi itu. Di mana para pedagang bisa mencicil untuk bisa memiliki kios.
"Jadi itu yang harus dibicarakan, dengan adanya aksi ini saya menghormati, tapi berkaitan dengan solusi harusnya dibicarakan di tempat dingin dan kepala dingin juga," pungkas Ade Sarip. (Ans/Yus)