Liputan6.com, Jakarta Belum hilang rasa kekesalan dengan papan uji KIR untuk bus Transjakarta Scania, Gubernur Ahok kembali harus menarik napas saat banyak yang menuding bus asal Swedia itu mogok di Monas. Pada akhir Juli 2015, bus Scania berhenti di Monas dan menjadi bahan perbincangan di media sosial.
Menurut Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu, Scania kala itu tidak mogok. Sang sopir justru melihat lampu peringatan menyala dan memilih menepikan bus.
Advertisement
"Pertama, Scania baru keluar, karena ada indikator lampu merah kemudian (menepi) ke Monas. Langsung ada SMS ke saya. 'Nah kan nah kan, siapa bilang bus Scania bagus, ini sudah mogok'," tutur Ahok menirukan tangggapan warga di Balaikota, Jakarta, Senin (10/8/2015).
Ahok mengatakan, sistem peringatan dini seperti itulah yang seharusnya dimiliki setiap bus Transjakarta. Sehingga peristiwa tidak diinginkan seperti korsleting atau terbakar tidak perlu terjadi.
"Lampu merah nyala karena ada kabel yang goyang, bukan mogok, justru saking bagus jadi keluar tanda. Maksud saya bus lain saya beli bisa, Anda bikin dong standar yang sama," tegas Ahok.
Mantan politisi Golkar dan Gerindra itu menambahkan, serangkaian 'serangan' kepada Scania hanya karena iri. Sehingga Ahok tidak akan ambil pusing dengan masalah itu.
"Makanya saya curiga ini orang yang enggak bisa bersaing mulai cari-cari nih. Saya juga enggak bisa tuduh ya apa sengaja susupkan soal ini. Buat saya, enggak ada urusan. Secara administrasi ya perbaiki saja. Itu orang-orang sirik saja," tandas Ahok.
Bus baru Transjakarta Scania mulai dipermasalahkan. Hasil uji KIR bus asal Swedia itu diduga tidak cocok untuk angkutan orang. Bahkan, jumlah penumpang yang dianjurkan hanya 39 orang. Padahal, bus itu sejatinya bisa mengangkut minimal 111 orang. (Mvi/Yus)