Liputan6.com, Yogyakarta - Berbagai cara dilakukan warga untuk mendapatkan air di tengah kekeringan di musim kemarau. Salah satunya dengan menelusuri gua bawah tanah di Gunung Kidul, Yogyakarta. Gua tersebut adalah Gua Pulejajar yang kini menjadi harapan warga Desa Jepitu, Girisubo untuk mendapatkan air bersih.
Setelah dilanda musim kemarau selama 2 bulan lebih, seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Senin (10/8/2015), gua yang berjarak 10 kilometer dari permukiman dan berada di tengah hutan pun tak masalah disusuri, karena kini air bersih adalah barang mewah. Masuk ke dalam gua dengan merangkak pun juga dilakoni.
Advertisement
Dipandu Komunitas Susur Gua, mereka menyusuri gua sedalam 1 kilometer. 2 Jam kemudian sumber air bersih pun ditemukan. Temuan air ini bahkan bisa jadi solusi mengingat kekeringan sudah menjadi langganan di Gunung Kidul.
Namun keinginan mengalirkan air di gua bawah tanah untuk memenuhi kebutuhan air tidaklah mudah. Selain mengandalkan teknologi, mereka juga butuh dana yang tidak sedikit sehingga harus menunggu keterlibatan pemerintah dalam memanfaatkan air di gua bawah tanah yang volumenya tak terbatas.
Sementara di Subang, Jawa Barat, ratusan warga menggelar salat istisqo di lapangan sepak bola Desa Tanjung Baru, Kecamatan Blanakan. Salat minta hujan ini merupakan upaya umat Islam setempat dalam menyikapi musibah kekeringan setelah dilanda kemarau panjang dalam 2 bulan terakhir.
Dipimpin seorang ulama, usai salat istisqo warga memohon kepada Allah SWT agar diturunkan hujan. (Mar/Ado)