Liputan6.com, Chicago - Harga emas berjangka ditutup menguat di awal pekan dengan menembus angka di atas US$ 1.100 per ounce. Pernyataan wakil ketua pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS) Stanley Fischer kalau bank sentral AS mungkin tidak menaikkan suku bunga AS pada September 2015 pengaruhi harga emas.
Harga emas untuk pengiriman Desember naik 0,9 persen atau US$ 10 menjadi US$ 1.104,10 per ounce. Sementara itu, harga perak untuk pengiriman September 2015 menguat 3,2 persen menjadi US$ 15,29 per ounce.
Advertisement
Pernyataan Fischer kepada Bloomberg TV telah mengangkat harga emas. Kemungkinan bank sentral AS belum akan menaikkan suku bunga pada September. Padahal para pelaku pasar telah mengansitipasi kenaikan suku bunga pada September.
Ada pun kenaikan suku bunga AS dapat menekan harga emas, dan kehilangan daya tariknya untuk aset berimbal hasil lebih tinggi.Komentar Fischer juga telah membuat dolar AS tertekan. Dengan dolar AS melemah juga menambah sentimen positif untuk emas.
"Saya pikir tidak ada perubahan mendasar di pasar, tetapi saya melihat memang ada sentimen positif untuk angkat harga emas dalam jangka pendek," ujar Peter Hug, Direktur Perdagangan Kitco Metals Inc, seperti dikutip dari Marketwatch, Selasa (11/8/2015).
Hug menuturkan, pihaknya perlu melihat harga emas dapat sentuh level US$ 1.110 sehingga sentuh level itu ada kemungkinan harga emas kembali naik. (Ahm/Gdn)