Liputan6.com, Kairo - Gelombang panas melanda Mesir. 21 Orang tua atau lanjut usia (lansia) dilaporkan meregang nyawa, sementara 66 lainnya menderita kelelahan akibat cuaca ekstrem itu.
"Suhu tinggi merenggut nyawa 15 orang dan melukai 40 lainnya di Kairo, 4 lainnya di Kota Matrouh dan 2 di Kota Qena, Mesir Atas," demikian diberitakan Kantor Berita Timur Tengah, MENA mengutip Kementerian Kesehatan yang dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari Emirates 27/4, Selasa (11/8/2015).
Advertisement
"Banyak korban cedera dirawat dan kemudian dipulangkan dari rumah sakit, sementara yang lain masih berada di bawah observasi," kata kementerian itu.
Menurut Otoritas Meteorologi Mesir, suhu mencapai 45 derajat Celsius di wilayah Upper Egypt atau Mesir Hulu pada Sabtu 9 Agustus. Gelombang panas diperkirakan akan terus berlanjut hingga 25 Agustus.
Gelombang panas sebelumnya juga melanda Uni Emirat Arab (UEA). Cuaca ekstrem di sana bahkan dilaporkan membuat beberapa kartu dari plastik mencair atau memudar di bawah sinar matahari langsung.
Menurut laporan warga yang dimuat di Emirates 24/7, terlihat sebuah gambar kartu parkirnya berubah warna akibat terpanggang matahari.
"Gambar terbaik ini mencontohkan intensitas gelombang panas terjadi di wilayah tersebut. Kartu parkir mobilku benar-benar hangus hitam "dimasak oleh matahari"," kata Pratap A.
"Bagian terbaiknya adalah, kartu ini secara teknis dilengkapi dengan sistem baik dan masih bisa memverifikasi keaslian dan validitas kartu, karena saya tidak menerima tiket parkir lagi," tambah Partap.
Sementara gelombang panas yang melanda Provinsi Sindh, Pakistan selatan dilaporkan memakan korban mencapai sekitar 224 orang.
(Tnt/Rie)