Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas mengungkapkan nilai investasi kereta cepat atau High Speed Railways (HSR) alias Shinkansen rute Jakarta-Bandung mencapai Rp 74,25 triliun. Angka ini merupakan hasil perhitungan pemerintah China setelah menggarap studi kelayakan (feasibility study/FS).
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago menyebut, kebutuhan anggaran pembangunan kereta cepat Shinkansen sebesar US$ 5,5 miliar. Jika diitung menggunakan kurs rupiah 13.500 per dolar AS, maka investasinya ditaksir sekitar Rp 74,25 triliun.
"Nilai investasinya US$ 5,5 miliar. Itu untuk membangun HSR," ucap dia saat ditemui wartawan di kantornya, Jakarta, Selasa (11/8/2015).
Andrinof menuturkan bahwa perhitungan anggaran tersebut murni tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pasalnya pemerintah pun berharap agar megaproyek tersebut tidak menyedot uang negara.
"Sama sekali tidak pakai APBN, kami mau menjadikan pengalaman yang sudah-sudah," lanjutnya.
Sementara untuk pembebasan lahan, Andrinof mengaku sedang mengkajinya. Hanya saja dia memastikan pembangunan kereta cepat tidak membutuhkan lahan banyak.
"PT KAI punya lahan berapa puluh hektare (ha) di Bandung. Pembangunan kereta kan lebih sempit dari jalan tol dan sebagian banyak yang elevated atau melayang," terang dia.
Andrinof menargetkan review studi kelayakan China selesai dalam dua pekan. Ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sehingga bisa dipastikan apakah akan memilih menggunakan FS dari China atau Jepang.
"Keputusannya dalam dua minggu. Ini saya sudah diperintahkan me-review. Kemungkinan kami review dengan masukan dari pihak luar," papar dia.
Sebelumnya, Ketua Badan Pembangunan Nasional Republik Rakyat China (RRC) Xu Shaoshi menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka untuk menyampaikan hasil studi kelayakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Mewakili pemerintah China, ia menjamin, proyek yang mereka tawarkan paling aman dan menguntungkan.
Xu Shaoshi menjelaskan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang mereka tawarkan akan terbentang sepanjang 150 kilometer."Ada delapan stasiun yang akan dibangun. Stasiun di Jakarta akan terletak di Halim dan akan terkoneksi dengan Stasiun Manggarai dan Stasiun Gambir. Dengan demikian, jalur kereta cepat ini juga akan terintegrasi dengan KRL yang telah beroperasi," ucapnya.
Xu melanjutkan, kereta cepat Jakarta-Bandung akan memiliki kecepatan 350 kilometer per jam. Meski sangat cepat, mereka menjamin kereta tersebut aman dan akan dilengkapi dengan alarm peringatan gempa bumi. Bahkan, ia mengklaim mereka memiliki tingkat keamanan paling baik di dunia.
"Standar yang kami gunakan standar internasional. Dan sejumlah perusahaan kereta di dunia juga menggunakan standar yang sama," kata Xu.
Proyek kereta cepat yang ditawarkan Cina ini akan dilengkapi dengan sejumlah jembatan dan terowongan dengan rasio 62 persen. Ia menyatakan bahwa pihaknya paling ahli dalam bidang konstruksi jembatan dan terowongan. Pasalnya, mereka sudah berhasil membangun terowongan terpanjang di dunia dengan total panjang 27,8 kilometer.
"Kami berkomitmen untuk mengutamakan penggunaan komponen lokal demi mendukung industri dalam negeri Indonesia," kata dia.
Terkait pembiayaan, Xu mengatakan kedua negara akan membentuk joint venture antara BUMN Indonesia dengan BUMN Cina. Resiko dan keuntungan akan ditanggung bersama. Kendati demikian, saham terbesar tetap dimiliki Indonesia dengan perbandingan 60 persen dan 40 persen.
Namun, Xu tidak bersedia menyebut nilai investasi yang Cina tawarkan. Ia mengatakan, nilai investasi itu sudah dicantumkan dalam laporan studi kelayakan yang telah diserahkan pada Presiden Jokowi.
"Berdasarkan laporan studi kelayakan kami, proyek ini sudah bisa menghasilkan keuntungan setelah beroperasi lima tahun," kata Xu yang diutus langsung oleh Presiden Cina Xi Jinping tersebut.
Dia menambahkan, China akan membantu Indonesia dengan mengirimkan tim ahli yang akan membantu mengelola kereta cepat tersebut. (Fik/Gdn)
Advertisement