Liputan6.com, Yogyakarta - Gunung Merapi di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami gempa guguran pagi tadi sekitar pukul 07.54 WIB. Runtuhnya massa batuan atau tanah itu terjadi di kubah lava 98 sektor barat.
Saat itu longsoran terjadi hingga sejauh sekitar 900 meter. Guguran tersebut mengarah ke hulu Kali Lamat Magelang, Jawa Tengah.
Advertisement
Kepala Seksi Gunung Merapi Kusdariyanto mengatakan, guguran kecil ini merupakan peristiwa yang normal dan biasa terjadi.
"Hanya guguran kecil biasa. Hanya termonitor di Stasiun Klatakan dan Pusung london lereng sekitar barat laut amplitudonya 1,5 centimeter durasi 2 menit, artinya kecil," ujar Kusdariyanto di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di Yogyakarta, DIY, Selasa (11/8/2015).
Menurut dia, guguran pagi tadi disebabkan faktor cuaca. Bukan karena meningkatnya aktivitas Gunung Merapi atau tekanan dari magma.
Pada musim kemarau ini, kata dia, kondisi di puncak Merapi sangat kering, sehingga material bekas erupsi mudah terlepas dan rawan terjadi longsor. Namun, dia mengatakan, aktivitas Gunung Merapi saat ini masih terbilang normal.
"Masih normal statusnya dan gempa guguran ini wajar dan sering terjadi. Kemarin terjadi 20 kali gempa guguran dan 7 kali gempa tektonik jadi dibandingkan sebelumnya justru menurun," tutur dia.
Menurut Kusdariyanto, peningkatan status Merapi baru terjadi jika kejadian gempa vulkanik dari dalam gunung tersebut meningkat. Namun hingga saat ini tak ada catatan gempa vulkanik di Gunung Merapi.
"Tandanya ya ada peningkatan ya ada gempa vulkanik. Tadi bukan vulkanik hanya gempa guguran dari luar karena faktor efek iklim kering meluncur ke bawah. Jadi ini dipicu faktor iklim saja, kering panas dan rapuh," pungkas Kusdariyanto. (Ndy/Mut)