Liputan6.com, Bethnal Green - Ratusan penduduk kota Bethnal Green, London Timur terpaksa harus dievakuasi ke tempat aman dan sebagian diminta mengunci diri dalam rumah mereka serta menjauhi jendela, setelah unit penjinak bom kepolisian Inggris menemukan bom peninggalan Perang Dunia II dan mencoba menghancurkannya.
Penemuan bom warisan Jerman ini ditemukan oleh pekerja konstruksi pada Senin 10 Agustus 2015 sore waktu setempat. Bom ini masih dalam keadaan belum meledak atau dikenal dengan istilah unexploded bomb, disingkat UXB.
Advertisement
Mandor pekerja bangunan segera menghubungi pihak berwajib begitu mengetahui tabung besi berkarat dan mencurigakan. Polisi dan Militer segera membuat zona batas keamanan sepanjang 200 meter mengelilingi blok perumahan itu dan mengevakuasi 700 orang yang tinggal dan bekerja di wilayah itu. Para ahli penjinak bom dari Kementerian Pertahanan telah datang ke lokasi penemuan untuk menjinakkan peledak seberat 227 kg itu.
Hingga hari ini, Selasa (11/8/2015), UXB belum juga bisa dievakuasi ke tempat aman. Ada 500 orang yang tinggal di luar radius aman, memilih untuk tinggal di rumah. Mereka diberi toleransi karena lokasinya tidak begitu dekat dengan penemuan peledak sisa Perang Dunia II.
"Kesulitannya adalah, bom itu berada di lantai dasar apartemen yang sedang direnovasi," kata juru bicara Pemadam Kebakaran London seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (11/8/2015)
"Para ahli penjinak bom dari polisi, militer hingga kementerian pertahanan bekerja keras mengeluarkan barang itu secara aman. Butuh standar keselamatan dan keahlian untuk mengevakuasi bom seberat 200 kg," ujarnya kepada media.
Ia juga menambahkan bahwa potensial kerusakan bisa mencapai radius 200 meter. "Oleh karena itu, kami telah meminta para warga di radius 200 meter untuk mengungsi ke tempat aman. Kami usahakan evakuasi temuan ini selesai malam ini juga," tambahnya.
Juru bicara kota Bethnal Green senada dengan otoritas keamanan mengenai zona radius aman. Ia bahkan meminta tambahan zona tersebut.
"Kami mengerti bahwa insiden ini telah membuat tidak nyaman penduduk Bethnal Green," kata juru bicara kota itu.
"Yang kami bisa lakukan adalah membuat pusat evakuasi. Di sana tersedia tempat tidur darurat, makanan, minuman dan sarana sanitasi lainnya. Ini kondisi yang cukup mengkhawatirkan, tapi kami meminta para penduduk untuk tenang," tambahnya.
Seperti Tahun 1940
Hari ini adalah musim libur panas di London. Sebuah gedung pertemuan milik sekolah menengah negeri di London Timur dipenuhi oleh berbagai macam aktivitas darurat. Mereka tampak lelah karena harus tidur di tempat tidur yang serba terbatas bersama orang-orang tercinta dan berbaur dengan komunitas lainnya.
Meski situasi begitu darurat, semangat bahu-membahu terlihat jelas di mata penduduk Bethnal Green.
"Kemarin aku tidak bisa pulang ke rumah dari tempat kerjaku," kata Nicholas Calei kepada Guardian (11/8/2015). "Aku pikir ada pemutaran film, apa kita kembali ke tahun 1940? Aku tidak terlalu peduli dengan barang-barangku. Setidaknya aku punya tempat tinggal sementara dan dikelilingi oleh para relawan yang baik. Sangat tenang di sini, kemarin kami sangat putus asa, sekarang kami lelah." katanya.
Senada dengan Glynn Russell, ia pun kaget dengan kabar bom peninggalan Jerman dan harus menghabiskan waktu di tempat darurat.
"Aku tidak bisa tidur. Sungguh tidak nyaman harus tidur beralas kanvas. Aku ingin segera pulang. Tapi setidaknya aku bersykur, staf kota bekerja dengan baik." kata Russel yang berharap polisi dan militer segera mengevakuasi bom.
Murid sekolah menengah itu menjadi pekerja suka rela membantu orang-orang yang harus dievakuasi.
"Aku sangat prihatin atas orang-orang yang harus dievakuasi ke sini," kata Jake Hamilton salah satu murid SMA tersebut yang menjadi pekerja sukarela. "Makanya, aku ke sini dan sebisa mungkin membantu mereka."
Rumah Jake berada jauh dari lokasi radius tidak aman. Ia dan beberapa temannya yang tinggal jauh dari lokasi bom, memutuskan membantu para penduduk yang terpaksa bermalam di sekolah mereka. (Rie/Ein)