Jejak 'Dwi Tunggal' untuk Kemerdekaan Indonesia

Soekarno dan Hatta adalah 2 nama yang tak bisa dipisahkan dari kemerdekaan negeri ini. Soekarno tanpa Hatta tak lengkap rasanya.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Agu 2015, 09:18 WIB
Sukarno dan Hatta adalah 2 nama yang tak bisa dipisahkan dari kemerdekaan negeri ini.

Liputan6.com, Jakarta - Soekarno dan Hatta adalah 2 nama yang tak bisa dipisahkan dari kemerdekaan negeri ini. Soekarno tidak akan memproklamasikan kemerdekaan negeri ini tanpa kehadiran seorang Hatta.

Sehari setelah merdeka, Soekarno-Hatta pun diangkat menjadi Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia. Dwi tunggal Soekarno-Hatta, demikian kedua Bapak Bangsa ini kerap disebut. Dwi berarti 2, tunggal berarti 1, jadi artinya 2 yang menjadi 1.

Sempat menjalankan roda kepemimpinan bersama, bukan berarti keduanya tidak pernah berselisih paham. Pada 1 Desember 1956, 11 tahun setelah proklamasi kemerdekaan, Hatta mundur dari posisi Wakil Presiden.

Meskipun dikenal dekat, Bung Karno dan Bung Hatta seringkali terlibat pertentangan pendapat. Soekarno adalah seorang solidarity maker, pemimpin yang pandai menarik simpati massa. Hatta adalah administrator ulung dan ahli dalam penyelenggaraan negara.

Sayangnya strategi dan orientasi politik keduanya kerap berbeda. Di saat Bung Karno ingin melanggengkan dominasinya di perjuangan revolusi, Bung Hatta justru berpikir untuk segera mengakhiri revolusi dan menuju ke arah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Namun itulah Dwi Tunggal, meski berbeda namun tetap 1 persahabatan berada di atas segalanya.

Sejarah mencatat, Soekarno lah yang melamar Rachmi Rachim untuk dipinang menjadi istri Muhammad Hatta. Dan sebaliknya, Hatta lah yang menjadi wali nikah putra pertama Soekarno, Guntur Soekarnoputra saat Soekarno terbaring sakit.

Soekarno tanpa Hatta tak lengkap rasanya. Bangsa ini dibangun oleh bapak-bapak bangsa yang tidak pendendam. Bangsa ini besar karena kesederhanaan pemimpin dan keteladanan yang sudah sepatutnya ditiru kita semua.

Saksikan kisah Soekarno-Hatta selengkapnya dalam Jejak Indonesia yang ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (12/8/2015) di bawah ini.

(Vra/Tnt)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya