Liputan6.com, Jakarta - Meski partainya, Golkar, bukan pengusung pasangan Jokowi-JK pada Pilpres Juli 2014, nama Jenderal TNI (Purnawirawan) Luhut Binsar Panjaitan tampaknya sangat diperhitungkan dalam pemerintahan Jokowi-JK.
Hal ini terbukti dengan diangkatnya Luhut menjadi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) dalam reshuffle atau perombakan kabinet Jokowi-JK. Luhut menggantikan politikus Partai Nasdem, Tedjo Edhy Purdjiatno.
Advertisement
Jabatan menteri ini diemban Luhut hanya 7 bulan setelah sebelumnya dia diangkat menjadi Kepala Staf Kepresidenan.
Luhut merintis karier di dunia politik setelah lama bergelut di dunia militer. Dia adalah lulusan terbaik dari Akademi Militer angkatan 1970. Karier militernya banyak dihabiskan di lingkungan Kopassus TNI AD.
Di kalangan militer, Luhut dikenal sebagai Komandan pertama Detasemen 81. Bapak 4 anak ini pernah menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada masa pemerintahan Gus Dur.
Sebelum ditunjuk sebagai menteri, Luhut adalah Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura. Lahir di Medan, Luhut hijrah ke Bandung, Jawa Barat, untuk mengejar cita-citanya.
Semasa sekolah di SMK Penabur, Bandung, Luhut bersama teman-temannya mendirikan Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI) yang menghimpun pelajar dan mahasiswa menentang Orde Lama dan PKI.
Saat pilpres Juli 2014 lalu, suami Devi Simatupang ini mendukung pasangan Jokowi-JK. Padahal partainya, yang dipimpin Aburizal Bakrie, mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Luhut pun secara terbuka menyatakan dukungannya kepada Jokowi-JK. (Sun/Yus)