Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terus melanjutkan pelemahan pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Sentimen China melemahkan mata uang Yuan masih mempengaruhi laju IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu (12/8/2015), IHSG melemah 143,10 poin (3,1 persen) menjadi 4.479,49. Indeks saham LQ45 tergelincir 3,69 persen ke level 752,31. Seluruh indeks saham acuan tertekan sepanjang hari ini.
Advertisement
Ada sebanyak 269 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Akan tetapi, 32 saham menghijau dan 64 saham lainnya diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham hari ini cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 229.809 kali dengan volume perdagangan saham 5,33 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5,86 triliun.
Pada hari ini, IHSG sempat di level tertinggi 4.57,04 dan level terendah 4.455,71. Secara sektoral, sepuluh sektor saham melemah. Sektor saham perkebunan turun 4,66 persen, dan memimpin penurunan sektor saham. Lalu diikuti sektr saham infrastruktur tergelincir 3,67 persen dan sektor saham industri dasar melemah 3,66 persen.
Investor asing pun masih melakukan aksi jual bersih. Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 800 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 800 miliar.
Saham-saham tertekan hari ini antara lain saham SRIL turun 13,43 persen menjadi Rp 303 per saham, saham ASRI tergelincir 11,43 persen ke level Rp 426 per saham, dan saham ADRO merosot 8,49 persen ke level Rp 485 per saham.
Saham-saham yang cenderung menguat dan menggerakkan indeks saham antara lain saham DSFI naik 10 persen ke level Rp 176 per saham, saham MEGA mendaki 7,4 persen ke level Rp 2.900 per saham, dan saham PYFA menanjak 4,92 persen ke level Rp 128 per saham.
Tak hanya IHSG saja melemah, bursa saham Asia cenderung tertekan. Indeks saham Jepang Nikkei turun 1,58 persen ke level 20.392,77. Diikuti indeks saham Hong Kong Hang Seng merosot 2,38 persen ke level 23.916, dan indeks saham Singapura susut 2,91 persen ke level 3.061. Nilai tukar rupiah berada di posisi 13.780 per dolar Amerika Serikat.
Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menuturkan kondisi IHSG terus tertekan akan membuat panik pelaku pasar. China sengaja melemahkan mata uang Yuan selama dua hari ini telah menambah kekhawatiran pelaku pasar. Hal itu berdampak terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
"Nilai tukar rupiah melemah mempengaruhi ekspektasi pelaku pasar terhadap kinerja emiten pada 2015," ujar Reza saat dihubungi Liputan6.com.
Reza menuturkan, Yuan melemah ini membuat dolar AS makin menguat. Hal itu juga mengurangi dominasi dolar AS. "Jadi sekarang tidak ada tandingan dolar AS," kata Reza.
Dengan kondisi tersebut, Reza menilai, pelaku pasar cenderung melakukan aksi jual. Apalagi saat ini belum ada sentimen positif yang mengangkat IHSG. Presiden Joko Widodo melakukan perombakan menteri di kabinet atau reshuffle pun belum dapat membantu IHSG.
"Perombakan menteri di kabinet belum tentu dapat jadi obat jitu untuk mengembalikan kepercayaan pelaku pasar. Mereka masih menunggu realisasi kinerja para menteri. Diharapkan juga para menteri harus bekerja lebih cepat dibandingkan sebelumnya," kata Reza. (Ahm/Gdn)