Liputan6.com, Pembroke, Ontario Kalau di masa lalu ada istilah ‘tangga menuju surga’, maka tidak menutup kemungkinan pada masa depan akan ada istilah ‘lift menuju surga’. Hal ini dimungkinkan jika konsep teknologi lift gagasan Thoth Technology dari Kanada berhasil dilakukan.
Dalam situs resminya, perusahaan itu mengaku telah mendapat hak paten dari Amerika Serikat perihal lift untuk membawa pesawat angkasa maupun antariksawan menuju bagian terendah penerbangan ruang angkasa. Jika berhasil dibuat, menara angkasa Thothx setinggi 20 kilometer ini diperhitungkan akan menurunkan biaya peluncuran pesawat angkasa hingga 30% melalui pengurangan penggunaan bahan bakar.
Advertisement
Bukan hanya itu, karena ketinggiannya, lift ini bahkan dapat menggantikan fungsi satelit.Pada zaman ini perjalanan menuju luar angkasa untuk mencapai ketinggian 50 kilometer memerlukan roket, walaupun roket sebetulnya tidak berdaya guna (efficient).
Selama ini sejumlah cara dilakukan untuk mengurangi pemakaian bahan bakar, misalnya dengan penempatan tempat peluncuran di dekat garis khatulistiwa agar peluncuran pesawat angkasa dapat memanfaatkan kecepatan perputaran bumi, serta peluncuran roket yang dilambungkan balon-balon ataupun berbagai macam pelontar.
Lift menuju angkasa diajukan pertama kalinya oleh ilmuwan roket Rusia Konstantin Tsiolkovsky, pada tahun 1909 dan disebarkan oleh Sir Arthur C Clarke melalui kisah novelnya, The Fountains. Sayangnya, selama ini belum ada teknologi, terkait cara dan bahan, yang memungkinkan pembuatan lift angkasa.
Menara Thothx dirancang untuk mengatasi batasan-batasan ini. Menurut paten yang diterima pada 21 Juli 2015 lalu, menara ini akan menjulang hingga 20 kilometer dan bergaristengah 230 meter. Serta ruang yang cukup untuk meluncurkan roket pada puncaknya.
Menara ini akan dibuat dari bagian-bagian yang dapat mengembang. Bagian dalamnya akan terbuat dari sejumlah segmen, diperkuat dengan tekanan angin (pneumatic). Sementara lift untuk naik dan turun akan terpasang pada bagian tengah. Pengaturan kestabilan dinamis dicapai dengan penggunaan sejumlah roda gila (flywheel) yang mencegah membengkoknya menara dan menjaga tapak menara itu di tempat.
Selain untuk peluncuran satelit dan pendaratan pesawat angkasa, dek pada puncak menara dapat dipergunakan untuk penelitian ilmiah, komunikasi, wisata, pegindraan jarak jauh (remote sensing), dan tempat pemasangan generator tenaga angin.
Caroline Roberts, Presiden dan CEO Toth Technology, mengatakan, “Pendaratan pada ketinggian permukaan laut memang hebat, tapi pendaratan pada ketinggian 20 kilometer di atas permukaan laut akan menjadikan penerbangan angkasa layaknya penerbangan jet penumpang pada umumnya.”