Liputan6.com, Jakarta Jenderal Purnawirawan TNI Luhut Binsar Pandjaitan resmi menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam). Luhut menggantikan Laksamana TNI Purnawirawan Tedjo Edhy Purdijatno. Banyak pekerjaan yang harus dilakukan Luhut untuk meneruskan program-program Menko Polhukam sebelumnya.
Luhut menyatakan, hal utama yang akan ia lakukan sebagai Menko Polhukam adalah menjaga stabilitas keamanan dan ekonomi Indonesia. Hal itu, akan menjadi kunci keberhasilan pemerintahan Indonesia.
"Yang pertama saya ingin lakukan dari kantor ini (Kemenko Polhukam), bagaimana mengkoordinasikan stabilitas keamanan itu dengan ekonomi. Karena itu menurut saya kunci," ujar Luhut usai serah terima jabatan di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (13/8/2015).
Hal itu, kata Luhut, juga berdasarkan instruksi Presiden Joko Widodo. Di mana yang menjadi perhatian utama Indonesia saat ini adalah stabilitas ekonomi, termasuk kebutuhan pangan.
"Perintah Presiden adalah menyangkut harga pangan. Karena harga pangan di Indonesia itu paling mahal se-ASIA seperti beras, daging, garam, dan apa saja. Kenapa? Tentu ada sesuatu yang salah," ucap mantan Dubes RI untuk Singapura itu.
Salah satu yang bisa dilakukan untuk menghadapi persoalan ekonomi adalah dengan menjaga stabilitas keamanan Indonesia. Karena keamanan dan ekonomi merupakan pilar negara.
"Ekonomi ini tidak akan lepas dari keamanan. Seperti yang tadi saya sampaikan, dari zaman Pak Soeharto, stabilitas keamanan dan stabilitas ekonomi itu akan menjadi satu," kata Luhut.
Advertisement
Karena itu, ia berkoordinasi dengan kementerian-kementerian di bawahnya serta sejumlah lembaga negara lainnya seperti TNI, Polri, dan Kejaksaan untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Koordinasi juga akan dilakukan dengan sejumlah kementerian lainnya.
"Misalnya TNI atau Polri melihat langsung, apa sih yang terjadi di bawah sehingga masalah itu (pangan) terjadi. Berapa sih kebutuhan beras, daging, dan lainnya secara nasional," tutur Luhut. "Berapa banyak sapi yang kita punya. Berapa sapi yang harus kita impor. Dan kapan kita tidak mengimpor," lanjut dia.
Luhut berharap, para lembaga penegak hukum menindak tegas pelaku-pelaku kejahatan yang membuat stabilitas pangan nasional terganggu. Seperti menangkap oknum pengusaha nakal yang sengaja menimbun bahan pangan dan sebagainya. Sehingga kebutuhan pangan nasional tetap stabil. Dengan demikian, dampak terhadap ekonomi Indonesia akan semakin baik.
"Soal dampak pangan itu berdampak pada inflasi dan suku bunga. Kalau kita bisa menurunkan harga daging dari Rp 130 ribu menjadi Rp 60 ribu dalam tahun ini misalnya, maka itu akan berdampak banyak pada ekonomi kita," harap Luhut. (Mvi/Sun)
Baca Juga