Observasi ke Tempat Prostitusi, Whulandary Herman Ditolak PSK

Meski awalnya tak mengizinkan, orangtua Whulandary Herman akhirnya memahami dan setuju Wulan memerankan tokoh seorang PSK.

oleh Rizky Aditya Saputra diperbarui 14 Agu 2015, 06:45 WIB
Whulandary Herman [Foto: Rizky Aditya Saputra/Liputan6.com]

Liputan6.com, Jakarta Whulandary Herman mencoba peruntungannya di dunia akting. Putri Indonesia 2013 itu menerima tawaran film pertamanya bertajuk Bidadari Terakhir. Uniknya, di film itu Whulan berperan sebagai wanita pekerja seks komersial (PSK).

Untuk mendalami perannya, Whulan melakukan observasi langsung ke tempat prostitusi di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Pemilik tinggi 178 cm itu coba bertanya kepada para PSK yang sedang mangkal untuk berbagi pengalaman. Hasilnya, Whulan mengalami penolakan.

Whulandary Herman [Foto: Panji Diksana/Liputan6.com]

"Aku sempat ke Kota, daerah Mangga Besar. Di sana banyak berjejer wanita di pinggir jalan, aku ajak mama untuk observasi ke jalan itu. Terus mbak-mbaknya (PSK) nggak ada yang mau pada takut," ungkap Whulandary Herman di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (13/8/2015).

Hal itu sempat membuat Whulan hampir putus asa. Hingga akhirnya, ada dua PSK yang mau berbagi cerita kepada 16 besar Miss Universe 2013 ini.

"Kami ngobrol tentang bagaimana sih kehidupan malam, menemukan feelingnya gimana. Terus syuting ke tempat Eva (karakter PSK di film) kerja di Balikpapan, itu tempatnya real loh," ungkap Whulandary Herman.

Whulandary Herman [Liputan6.com]

"Cuma nenekku nggak begitu suka, karena slogannya nggak lucu dengan PSK. Hanya saja mama lihat aku sebagai Eva bukan Whulan. Orangtua akhirnya mendukung," tuturnya.

Setelah banyak berbincang dengan dua orang PSK, Whulan mengaku dapat nilai positif yang sebelumnya tidak ia ketahui. Apalagi, pekerjaan PSK kebanyakan dilakukan oleh orang yang memiliki latar belakang beragam.

"Dua orang yang aku tanya punya alasan berbeda kenapa mereka seperti itu. Yang satu ekonominya oke, tapi dia bilang hobi dia begitu. Yang satu lagi dari Sukabumi, dan dia melakukan itu untuk mengubah nasib dari pembantu. Ada dua alasan yang berbeda," kata Whulandary Herman. (Ras/fei)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya