Liputan6.com, Chicago - Harga emas di Divisi Comex New York Mercantile Exchange ditutup lebih rendah pada perdagangan Kamis (Jumat Waktu Jakarta), setelah sebelumnya selama 5 hari berturut-turut mampu menguat. Pendorong penurunan harga emas tersebut karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan penurunan permintaan global.
Mengutip Xinhua, Jumat (14/8/2015), kontrak emas untuk pengiriman Desember, merupakan kontrak yang paling aktif diperdagangkan, turun US$ 8 atau 0,71 persen menjadi US$ 1.115,60 per ounce.
Penurunan emas ini di bawah tekanan penguatan dolar Indeks yang mengalami kenaikan 0,2 persen menjadi 96,47. Indeks ini adalah ukuran nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang utama lainnya.
Emas dan dolar AS memang biasanya bergerak berlawanan. Di saat dolar AS menguat biasanya akan menekan harga emas. Kebalikannya, saat dolar AS turun maka harga emas akan menguat.
Alasannya, bagi mereka yang bertransaksi dengan mata uang lain, kenaikan nilai tukar Dolar AS akan membuat harga emas menjadi lebih mahal sehingga permintaan akan turun dan kemudian bakal mempengaruhi harga emas.
Tekanan terhadap emas ini juga semakin parah dengan keluarnya laporan dari World Gold Council. Dalam laporan tersebut dituliskan bahwa permintaan akan emas telah mengalami pelemahan yang cukup dalam. Bahkan permintaan saat ini merupakan permintaan terendah dalam enam tahun terakhir.
Analis mencatat bahwa peningkatan minat pelaku pasar untuk kembali bermain saham juga menjadi alasan yang membuat harga emas tertekan.
Pada perdagangan sebelumnya, harga emas terdongkrak karena adanya devaluasi mata uang Yuan yang dilakukan oleh China. Langkah devaluasi tersebut memicu perang mata uang dan semakin menekan harga komoditas. Namun berbeda dengan emas. Harga komoditas logam mulia ini justru mengalami penguatan. (Gdn/Ndw)
Penguatan Dolar AS dan Penurunan Permintaan Tekan Harga Emas
Kontrak emas untuk pengiriman Desember turun US$ 8 atau 0,71 persen menjadi US$ 1.115,60 per ounce.
diperbarui 14 Agu 2015, 06:49 WIBKontrak emas untuk pengiriman Desember turun US$ 8 atau 0,71 persen menjadi US$ 1.115,60 per ounce.
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Apa itu PTSD: Memahami Gangguan Stres Pascatrauma
Babak Baru Kasus Pelecehan Seksual Agus Buntung
Warna Netral Apa Saja yang Wajib Dimiliki untuk Tampilan Stylish
Kepemimpinan Adalah Kemampuan Mengarahkan, Pahami Praktik Leadership Modern
Penyebab Penyakit Jantung di Usia Muda, Wajib Diwaspadai
VIDEO: KPK Cuma Bawa Barang Ini dari Rumah Hasto Kristiyanto
Indonesia Resmi Gabung BRICS, Pengusaha Intip Peluang Besar
Varikokel Itu Apa: Penyebab, Gejala, dan Penanganan
Listing Hari Ini, Saham YOII, KSIX, dan RATU Kompak Hijau
Penuh Syukur dan Doa, Intip Rangkaian Acara Siraman 7 Bulanan Kehamilan Mahalini Raharja
Panduan Lengkap: Warna Pink Cocok Dipadukan dengan Warna Apa untuk Tampilan Memukau
Mengenal Ciri-ciri Wibu, Ketahui Bedanya dengan Otaku dan Anime Lovers