Penguatan Dolar AS dan Penurunan Permintaan Tekan Harga Emas

Kontrak emas untuk pengiriman Desember turun US$ 8 atau 0,71 persen menjadi US$ 1.115,60 per ounce.

oleh Arthur Gideon diperbarui 14 Agu 2015, 06:49 WIB
Kontrak emas untuk pengiriman Desember turun US$ 8 atau 0,71 persen menjadi US$ 1.115,60 per ounce.

Liputan6.com, Chicago - Harga emas di Divisi Comex New York Mercantile Exchange ditutup lebih rendah pada perdagangan Kamis (Jumat Waktu Jakarta), setelah sebelumnya selama 5 hari berturut-turut mampu menguat. Pendorong penurunan harga emas tersebut karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan penurunan permintaan global.

Mengutip Xinhua, Jumat (14/8/2015), kontrak emas untuk pengiriman Desember, merupakan kontrak yang paling aktif diperdagangkan, turun US$ 8 atau 0,71 persen menjadi US$ 1.115,60 per ounce.

Penurunan emas ini di bawah tekanan penguatan dolar Indeks yang mengalami kenaikan 0,2 persen menjadi 96,47. Indeks ini adalah ukuran nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang utama lainnya.

Emas dan dolar AS memang biasanya bergerak berlawanan. Di saat dolar AS menguat biasanya akan menekan harga emas. Kebalikannya, saat dolar AS turun maka harga emas akan menguat.

Alasannya, bagi mereka yang bertransaksi dengan mata uang lain, kenaikan nilai tukar Dolar AS akan membuat harga emas menjadi lebih mahal sehingga permintaan akan turun dan kemudian bakal mempengaruhi harga emas.

Tekanan terhadap emas ini juga semakin parah dengan keluarnya laporan dari World Gold Council. Dalam laporan tersebut dituliskan bahwa permintaan akan emas telah mengalami pelemahan yang cukup dalam. Bahkan permintaan saat ini merupakan permintaan terendah dalam enam tahun terakhir.

Analis mencatat bahwa peningkatan minat pelaku pasar untuk kembali bermain saham juga menjadi alasan yang membuat harga emas tertekan.

Pada perdagangan sebelumnya, harga emas terdongkrak karena adanya devaluasi mata uang Yuan yang dilakukan oleh China. Langkah devaluasi tersebut memicu perang mata uang dan semakin menekan harga komoditas. Namun berbeda dengan emas. Harga komoditas logam mulia ini justru mengalami penguatan. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya