Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui Indonesia saat ini sedang mengalami banyak permasalahan. Sejumlah problematika tersebut menghambat gerak pemerintah untuk bisa mengangkat perekonomian ke arah lebih baik.
Di Sidang Tahunan MPR, Jokowi membeberkan segala permasalahan yang menghadang pemerintah. Pertama, kata dia, masalah ketidakstabilan harga pangan.
Advertisement
Kedua, kesenjangan antara orang kaya dan miskin serta antarwilayah masih terbuka. Ketiga, merajalelanya praktik korupis dan keempat, penegakkan hukum belum sepenuhnya kokoh.
"Pemerintah akan bekerja keras untuk memerangi persoalan-persoalan tersebut. Khusus untuk ranah politik, terutama menyangkut pertentangan internal di beberapa partai politik, pemerintah bersikap netral, dan berharap persoalan yang ada bisa diselesaikan dengan baik," terang dia di Kompleks Gedung DPR, Jakarta, Jumat (14/8/2015).
Sementara itu, perombakan Kabinet Kerja yang baru saja dilakukan, tambah Jokowi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja pemerintah sehingga percepatan pembangunan nasional bisa terwujud.
"Perombakan Kabinet tersebut adalah salah satu jembatan terbaik untuk mewujudkan janji saya pada rakyat, yaitu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupan mereka," tegas Jokowi.
Pemerintah, lanjut dia, melakukan transformasi fundamental ekonomi dan mengubah paradigma pembangunan dari yang bersifat konsumtif ke produktif. Untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi, selain mendorong berkembangnya ekonomi kreatif, sambung Jokowi, pemerintah fokus melakukan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, kereta api, pelabuhan, waduk, dan pembangkit listrik.
"Pemerintah juga mengalihkan subsidi BBM ke sektor-sektor produktif dan jaring pengaman sosial. Kini pemerintah sedang membagikan Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Keluarga Sejahtera, dan Asistensi Sosial untuk Penyandang Disabilitas Berat," pungkas Jokowi. (Fik/Ndw)