Liputan6.com, Jakarta - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Achmadi Noor Supit menilai nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sudah di ambang batas normal. Batas maksimal pelemahan rupiah berada di angka 15 ribu per dolar AS.
"Tahun depan coba menargetkan rupiah di 13.200 per dolar AS, tapi kalau jebol, sulit. Maka sekarang jangan sampai jebol di angka Rp 15.000 per dolar AS begitu jebol, lewat," tegas dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (14/8/2015).
Advertisement
Karena itu, ia meminta Pemerintah terus meningkatkan koordinasi dengan Bank Indonesia (BI) dan seluruh elemen terkait untuk melakukan beberapa intervensi untuk dapat menjaga kestabilan rupiah. Achmadi menuturkan, kestabilan nilai tukar rupiah menjadi hal penting bagi para pengusaha untuk menjalankan bisnisnya. Bila nilai tukar rupiah terus bergejolak maka merugikan kondisi kinerja bisnis pengusaha.
Politisi Partai Golkar itu menegaskan saat ini sudah ada lima perusahaan yang menyatakan bakal gulung tikar akibat kondisi nilai tukar rupiah yang terus tertekan. Hal itu ditambah dengan kondisi ekonomi domestik yang belum stabil.
"Pengusaha sedang menghitung-hitung, saya bangkrutkan sekarang atau spekulasi siapa tahu ada harapan ke depan, sekarang makanya harus terus dibangun," kata dia.
Salah satu hal yang ia pesankan kepada pemerintah adalah percepatan realisasi anggaran untuk sektor produktif. Selain itu, perbaikan struktur birokrasi di masingi masing kementerian juga harus lebih efektif mengingat mereka juga yang menentukan cepat atau tidaknya anggaran itu digunakan.
Nilai tukar rupiah dari Kurs Tengah Bank Indonesia (JISDOR) berada di angka 13.763 per dolar AS pada Jumat 14 Agustus 2015. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga dipicu China melemahkan mata uang Yuan untuk mendorong ekspornya. (Yas/Ahm)