Menperin Optimistis Pertumbuhan Industri Sesuai Target

Pada kuartal I 2015, pertumbuhan industri mengalami perlambatan, yaitu sebesar 5,21 persen.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Agu 2015, 16:50 WIB
Menteri Perindustrian Saleh Husin yakin pertumbuhan industri mengalami peningkatan, yaitu sebesar 5,7 persen.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perindustrian Saleh Husin optimistis pertumbuhan industri pada 2015 akan sesuai target meski pada awal tahun pertumbuhan industri sempat mengalami penurunan.

Dia menjelaskan, pada kuartal I 2015, pertumbuhan industri mengalami perlambatan, yaitu sebesar 5,21 persen. Meski demikian, pertumbuhan tersebut masih di atas pertumbuhan ekonomi yang sebesar 4,7 persen.

Sedangkan pada kuartal II 2015, meski pertumbuhan ekonomi kembali menurun, namun pertumbuhan industri mengalami peningkatan, yaitu sebesar 5,7 persen.

"Kami yakin di akhir tahun anggaran nanti 6,3 persen hingga 6,8 persen naik. Target pertumbuhan indusri selalu di atas pertumbuhan ekonomi. Sampai saat ini, pertumbuhan tetap ada meski tipis," ujarnya di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (14/8/2015).

Saleh menjelaskan, optimisme ini didasarkan pada beberapa hal. Pertama, rencana Kementerian Keuangan untuk mengubah insentif pajak yang diharapkan bisa mendorong pertumbuhan industri.

"Kementerian Keuangan sedang mengubah tax incentive, itu bisa mem-boost," kata dia.

Selain itu, Indonesia juga memiliki bahan baku industri yang besar, terutama pada sektor pertambangan. Hal ini dinilai menjadi modal penting untuk mendorong pertumbuhan industri.

"Kita punya bahan baku yang banyak seperti pertambangan, smelter, 100 persen dalam negeri. Misalnya Morowali dengan US$ 5,6 miliar, saat ini di 2015 bisa ekspor US$ 5 triliun. Tahap kedua selesai 2016 akhir tahun ini sudah bisa Rp 15 triliun. Hal seperti ini yang kita kembangkan. Produksi juga ingin diserap ke dalam negeri, kan kita juga ingin meningkatkan substitusi impor. Salah satunya adalah dengan kebijakan B-15 yang tadinya ekspor dikurangi untuk biodiesel," tandasnya. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya