Ahok: MOS Nanti Bukan ala Militer, tetapi Pendidikan Antikorupsi

Menurut Ahok, KPK sudah mengkaji beberapa permainan yang dikaitkan dengan antikorupsi.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 14 Agu 2015, 16:28 WIB
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama saat menghadiri sidang paripurna DPRD DKI Jakarta terkait Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ), Kamis (23/4/2015). DPRD menilai kinerja pemda dan aparatnya pada tahun 2014 buruk. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Masa Orientasi Siswa (MOS) di sekolah kerap dilaksanakan tidak sesuai fungsinya. Tidak jarang, MOS justru digunakan untuk ajang balas dendam dan bullying (intimidasi) dari senior kepada juniornya.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ingin mengganti sistem MOS yang diterapkan saat ini, dengan pendidikan antikorupsi. Tentu pendidikan ini harus mudah dipelajari siswa.

"Jadi MOS nanti bukan lagi ala militer, tapi pendidikan antikorupsi," kata Ahok di Balaikota, Jakarta, Jumat (14/8/2015).

Menurut Ahok, KPK sudah mengkaji beberapa permainan yang dikaitkan dengan antikorupsi. Permainan itu sangat mudah untuk diajarkan kepada siswa baru.

"Itu bentuknya nanti permainan. Nanti ambil kartu, ada cerita, lalu masukan itu kotak yang tersedia, nanti terlihat di situ maknanya," ucap dia.

Permainan seperti ini, kata Ahok, memang harusnya sudah bisa dibuat pelatihan khusus bagi siswa. Sehingga stigma siswa dapat berubah menjadi lebih baik.

"Saya harap kerja sama dengan KPK untuk mendidik, mana sikap yang enggak boleh, mana yang bisa mendorong supaya enggak korupsi melalui permainan. Sama kayak kita mau dorong di MOS, mereka bisa mainkan permainan itu," pungkas Ahok. (Rmn/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya