Cerita Ibu dan Putrinya yang Melamar Jadi Driver Go-Jek

"Papa sudah 8 tahun lalu meninggal. Mama single parent sekarang. Sekarang apa-apa mahal."

oleh Audrey Santoso diperbarui 15 Agu 2015, 07:34 WIB
Go-jek (Foto:www.go-jek.com)

Liputan6.com, Jakarta - Asih (37) dan Hilda (17) warga Rawa Belong Jakarta Barat mendaftarkan diri dalam rekrutmen massal pengemudi Go-Jek di Hall A Stadion Basket, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat. Sesampainya di meja pendaftaran, Hilda mengurungkan niatnya lantaran takut tidak lolos seleksi lantaran tidak mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM) tipe C.

Sementara sang Ibunda Asih menjalani serangkaian proses perekrutan hingga akhirya resmi menjadi pengemudi Go-Jek. Saat keluar stadion, Asih terlihat membawa helm bertuliskan Go-Jek dan sekotak masker wajah.

"Anak saya bingung nggak punya SIM, takut nggak diterima. Mungkin bikin SIM dulu baru mendaftar lagi," kata Asih kepada Liputan6.com di Hall A Stadion Basket, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (14/8/2015).

Sementara itu Hilda tampak menyandarkan kepalanya ke pundak Asih. Ia nampak kelelahan karena mengantre selama 3 jam, sejak pukul 12.00 WIB hingga 15.00 WIB dan akhirnya tidak bisa pulang dengan status pengemudi Go-JeK.

Remaja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ini mengaku sebenarnya sudah bekerja di perusahaan swasta sebagai administrator pajak. Namun ia merasa penghasilannya kurang untuk memenuhi kebutuhan dirinya, sang ibu, dan adik kecilnya.

"Papa sudah 8 tahun lalu meninggal. Mama single parent sekarang. Sebenarnya saya sudah kerja jadi admin pajak. Tapi sekarang apa-apa mahal, jadi mau bantu mama cari uang tambahan," ujar Hilda.

Asih menjelaskan sebenarnya ia tidak tega membiarkan anak gadisnya melakoni pekerjaan sebagai tukang ojek karena risiko berkendara di jalan umum Ibukota tinggi. Kendati kebutuhan rumah tangga meningkat, Hilda memaksa untuk mengikuti jejaknya melamar Go-Jek.

"Saya sih maunya dia tidak usah ngojek, kan sudah kerja. Tapi dia minta-minta saya ikut waktu saya bilang mau ngelamar jadi driver Go-Jek," imbuh Asih.

Asih mengatakan jika nanti Hilda diterima sebagai pengemudi Go-Jek, ia sudah menasehatinya agar bisa menjaga diri. Misal membawa semprotan merica atau minyak wangi. Supaya jika suatu saat mendapatkan penumpang yang berniat jahat, Hilda dapat menyelamatkan diri.

"Saya suruh bikin air merica atau parfum kalau nanti dia 'narik', biar kalau ada yang mau macam-macam, disemprot aja," tutup Asih. (Ali/Ron)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya