Haram Campur Oli Mobil dengan Cairan Aditif, Ini Penjelasannya

Bahan aditif dan oli mesin tidak akan pernah benar-benar cocok (match) karena dibuat bukan oleh produsen yang sama.

oleh Rio Apinino diperbarui 15 Agu 2015, 12:00 WIB
Bila Anda tak punya waktu ke bengkel untuk mengganti oli atau ingin mencoba mengganti sendiri oli, ikuti langkah berikut ini.

Liputan6.com, Cirebon - Banyak pemilik mobil berpikiran jika performa tunggangannya dapat meningkat bila menambahkan cairan aditif pada oli. Padahal, hal itu tidak benar.

Menurut Iwan Abdurrahman, Technical Service Division PT Toyota-Astra Motor (TAM), bahan aditif dan oli mesin tidak akan pernah benar-benar cocok (match) karena dibuat bukan oleh produsen yang sama.

"Aditif dan oli itu kan dibuat oleh produsen yang berbeda. Mereka punya hitungannya masing-masing. Jadi, aditif tidak akan pernah match dengan oli yang digunakan," terangnya.

Apalagi, penggunaan oli aditif dalam jangka panjang akan merusak mesin itu sendiri. Sebab, penggunaan aditif dapat menimbulkan kerak yang akan menggangu kinerja mesin. Akibatnya, mobil tidak akan nyaman dikendarai.

Karena itulah Iwan menganjurkan kepada para pengguna mobil untuk tidak menggunalan cairan ini. "Lebih baik perawatan standar saja, ganti oli secara teratur," tutupnya. 

(rio/gst)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya