Presiden Jokowi Dituntut Kembangkan Riset dan Teknologi

Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraannya mengatakan akan mengubah sifat konsumtif masyarakat menjadi produktif.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 15 Agu 2015, 17:39 WIB
Penampakan pembangunan Proyek Jalan layang Non Tol Akses Pelabuhan Tanjung Priok-Simpang Jampea, Jakarta Utara, Selasa (28/7/2015). Kementerian PU menargetkan pembangunan jalan layang Non Tol selesai akhir tahun 2015. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Tanah Air tidak menentu. Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraannya mengatakan akan mengubah sifat konsumtif masyarakat menjadi produktif. Namun, inovasi dan kreativitas menjadi catatan penting yang harus dilakukan pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut.

Ilmuwan Ninok Leksono mengatakan kemajuan ekonomi sulit terlaksana lantaran pemerintah belum serius mengembangkan riset dan teknologi.

"Riset dan teknologi yang kita lakukan berdasarkan data PBB itu cuma 0,08 persen. Ini bagaimana mau maju?" ujar Ninok dalam diskusi di bilangan Menteng Jakarta, Sabtu (15/8/2015).

Rektor Universitas Multimedia Nusantara (UMN) itu menilai, semua konsep ekonomi dan pembangunan yang dilakukan pemerintah sudah sangat baik. Namun, dia menyayangkan cara menginterprestasikan konsep tersebut.

"Kita itu udah baik dan benar pemikirannya. Tapi, daya kita untuk mengupayakan itu semua, masih sangat kurang sekali," ucap Ninok.

Di sisi lain, Nino pun menjelasan dan memberi contoh bagaimana Indonesia masih belum peduli dengan teknologi yang sudah ada.

"Garuda Indonesia kita sudah diakui dan bersanding dengan Air Bus di Singapura, tapi di sini hanya mojok di terminal 3, karena Bandara Soetta sudah ramai dan tidak diperhatikan," pungkas Nino. (Bob/Ndy)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya