Liputan6.com, Jakarta Angin segar pun berhembus kala proklamasi kemerdekaan Indonesia diikrarkan pada 17 Agustus 1945, tepat 70 tahun yang lalu. Berselang tak sampai sebulan, yakni pada September 1945, kaum buruh dan pemuda revolusioner yang lebih dikenal dengan nama Angkatan Muda Kereta Api melakukan perebutan terhadap stasiun-stasiun dan depo kereta api.
Pasca kemerdekaan, perusahaan-perusahaan warisan kolonial pun dinasionalisasi agar bisa memberikan manfaat besar bagi kemaslahatan bangsa. Jauh sebelum Indonesia merdeka, pembangunan sistem transportasi terwujud untuk kepentingan kolonial. Sistem transportasi yang cukup berkembang pesat kala itu yakni transportasi kereta api, khususnya di Pulau Jawa.
Advertisement
Kereta api menjadi transportasi andalan untuk mengangkut penumpang maupun berbagai hasil alam. Daya angkutnya yang besar dan mampu menempuh jarak yang jauh dalam waktu relatif cepat karena bergerak di lintasan sendiri menjadi nilai lebih yang menggiurkan.
Selama 70 tahun ini, perkeretaapian Indonesia pun menunjukkan dinamikanya. Jatuh dan bangun perkeretaapian pun tak lagi menjadi rahasia. Namun, dengan berbagai keterbatasan yang ada, kereta api tetap berupaya untuk memberikan pelayanan publik.
Kebangkitan Pelayanan
Dan pelayanan perkeretaapian Indonesia di bawah pengelolaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) mulai bangkit dan menunjukkan taringnya pada 2009, di era kepemimpinan Ignasius Jonan. Tak dapat dipungkiri, perkeretaapian di bawah kepemimpinan Jonan membawa gebrakan baru dalam pelayanan transportasi Tanah Air. Ia merombak seluruh aspek dalam tubuh PT KAI sebagai operator kereta api di Indonesia.
Hingga tonggak kepemimpinan PT KAI diestafetkan kepada Edi Sukmoro, pembangunan dan pengembangan kian gencar dilakukan. Di tangan Edi, PT KAI berupaya untuk terus bertransformasi menjadi lebih baik dan senantiasa berinovasi demi menghasilkan pelayanan yang prima bagi pengguna jasanya.
"Pada prinsipnya, kami selalu berupaya agar seluruh aspek pelayanan maupun stasiun-stasiun dapat dimodernisasi dan agar penumpang semakin dimudahkan dalam bertransportasi menggunakan kereta api," papar Edi.
Hasilnya, seluruh masyarakat kini dapat merasakannya sendiri. Melakukan perjalanan dengan kereta api kini menjadi pilihan yang tepat.
Sistem ticketing yang praktis dan mudah, kereta dan stasiun yang nyaman, tidak ada penumpang yang berdiri, pelayanan para kru yang prima, ruang ibu menyusui, ruang khusus merokok, fasilitas charger gratis, dan berbagai terobosan lainnya menjadi wajah perkeretaapian saat ini.
>>>Tampilan Baru Perkeretaapian Indonesia
Penampilan Baru
Tak ada lagi pemandangan antrean mengular di loket stasiun karena PT KAI sudah menyediakan berbagai kemudahan dalam mendapatkan tiket. Calon penumpang kini dapat membeli tiket melalui berbagai channel seperti www.tiket-kereta-api.co.id, Contact Center 121, minimarket, kantor pos, dan agen resmi lainnya. Ada juga e-kiosk yakni vending machine yang dapat digunakan untuk membeli tiket.
Setelah membeli tiket dan mendapatkan kode booking, calon penumpang tinggal mencetak tiketnya di mesin Cetak Tiket Mandiri (CTM) yang banyak tersedia di stasiun.
Suasana stasiun pun kini tertib, rapi dan nyaman. Adanya sistem boarding 1 jam sebelum keberangkatan membuat stasiun tak sesak dan peron diperuntukkan hanya untuk penumpang yang akan berangkat pun terasa lapang. Para petugas siap sedia untuk melayani dan membantu penumpang untuk naik ke kereta sesuai tiket dan tujuan masing-masing.
Kemajuan dalam pelayanan angkutan penumpang ini sangat jelas terasa dan terlihat saat pelaksanaan Angkutan Lebaran. Mulai Lebaran sekitar 5 tahun lalu hingga saat ini, tak ada lagi pemandangan perjalanan mudik yang berjubel.
Persiapan dan pengaturan petugas yang baik selama Angkutan Lebaran berlangsung menjadi salah satu kunci keberhasilannya. Selama masa Angkutan Lebaran 2015, PT KAI mengangkut sebanyak 3.931.711 penumpang. Jumlah ini naik 1.01% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2014 yang mengangkut 3.897.225 penumpang.
Wajah kemajuan perkeretaapian lainnya yakni hadirnya layanan kereta api bandara di bawah pengelolaan PT Railink, anak perusahaan milik PT KAI. Kereta Bandara Kualanamu di Sumatera Utara menjadi terobosan dalam pembangunan sistem transportasi yang modern di Tanah Air.
Fasilitas dan pelayanan yang berkelas memberikan pengalaman yang berbeda dalam bertransportasi bagi masyarakat Indonesia. Layanan serupa juga nantinya akan hadir untuk melayani masyarakat yang ingin menuju Bandara Soekarno-Hatta.
>>>Penerapan Teknologi Baru
Advertisement
Teknologi Baru
Berbicara wajah kemajuan transportasi Indonesia maka tak akan lengkap tanpa mengikutsertakan pelayanan commuter line Jabodetabek. Moda transportasi andalan masyarakat urban ini pun sudah menunjukkan taringnya. Stasiun yang steril dan nyaman, e-ticketing, e-gate, layanan informasi KRL dan berbagai inovasi lainnya terus dihadirkan bagi para penglaju.
Awal 2015, angka penumpang KCJ berada pada kisaran 690 ribu-720 ribu penumpang/hari. Sedangkan sebelum Lebaran 2015, rata-rata jumlahnya sudah mencapai 850 ribu penumpang/hari, bahkan sampai 914 ribu/hari. Saat ini ada 884 perjalanan commuter line per hari dan akan ditambah secara bertahap. Akhir tahun 2015 ini, jumlah perjalanan commuter line akan ditambah menjadi 982 perjalanan.
"Mewujudkan harapan tersebut tentunya melalui serangkaian proses yang harus dilakukan secara bertahap dan membutuhkan dukungan dari semua pihak. Tapi kami optimistis dapat mewujudkannya dan perkeretaapian dapat berkontribusi nyata untuk memajukan bangsa Indonesia,” tambah Edi.
Berbagai pengembangan dalam pelayanan kereta api masih akan terus diwujudkan. Kereta api akan senantiasa mengiringi kemajuan bangsa Indonesia karena salah satu tolok ukur kemajuan suatu bangsa yakni kemajuan sektor transportasinya. Kereta api memiliki porsi tersendiri dalam perjalanan bangsa Indonesia yang kini sudah mencapai usia 7 dekade.
Kereta api yang ada saat ini adalah hasil perjuangan rakyat Indonesia. Maka, kereta api juga akan terus memberikan pelayanan yang optimal dan ikut memajukan pembangunan negeri ini. Follow akun twitter @KAI121 untuk lebih dekat dengan perkeretaapian Indonesia.
(Adv)