Liputan6.com, Jakarta- Pelatih pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Bambang Supriyanto, tetap bangga atas perjuangan atletnya, Lindaweni Fanetri, yang sukses melaju ke semifinal Kejuaraan Dunia. Baginya, Linda telah sukses mengangkat prestasi tunggal putri meski gagal melangkah ke final usai kalah dari wakil India Saina Nehwal.
Pada semifinal TOTAL BWF World Championship 2015 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (15/8) malam tadi, Saina membekuk Linda dengan skor kembar 21-17 secara straight set. Tak ada yang mengira selama pertandingan sang pemain menahan sakit pada lutut kanannya.
"Terima kasih penonton di Istora, yang sudah membantu suksesnya tunggal putri Indonesia walau kalah sampai di sini dengan skor 21-17, 21-17," kata Bambang dalam jumpa pers usai laga. Bambang menerangkan kondisi pemain 25 tahun itu, yang tak sanggup bertemu awak media bersama sang pelatih.
Cederanya hampir mirip dengan yang dialami Bellaetrix Manuputty di Piala Sudirman Mei lalu. Saat babak delapan besar, sesungguhnya Linda mengeluh sudah sakit pada lututnya kala melawan Ratu Bulutangkis Thailand Ratchanok Intanon. "Pada saat pertandingan saya pasrah dan berpikir dia bisa melanjutkannya atau tidak," kata Bambang lagi.
"Saya tak memikirkan teknik atau strateginya sama sekali. Saya blank (tak bisa berpikir). Saat break saya tanya lagi, dan dia bilang 'mau dicoba saja'," tutur pria kelahiran Solo tersebut.
Dalam Puncak Penampilan
Grafik permainan Linda sesungguhnya terus menanjak sejak April 2015 lalu. Bila saat itu Linda masih bertengger di peringkat 51 dunia, saat ini posisinya berada di peringkat 29 dunia.
"Kondisi dia saat ini termasuk dalam top-form nya (penampilan terbaik). Karena saya lihat sendiri dari latihan fisik dan teknik dia yang tergolong paling bagus," sambung Bambang Supriyanto.
Bambang berharap semoga dengan hasil yang dicapai Linda sekarang, bisa lebih memacu sang pemain untuk terus memperbaiki diri. "Sebenarnya cedera lama dia ada di betis kiri dan kelihatan tidak parah."
"Kepercayaan diri pemain bulu tangkis seperti yang pernah saya sampaikan datang dari latihannya. Bila fisik dan tekniknya memadai otomatis kepercayaan diri itu timbul," tutur adik dari atlet Joko Suprianto, mantan atlet tunggal putra Indonesia tersebut. Bambang mengakui penampilan Linda melawan Ratchanok Intanon Jumat (15/8) adalah buah dari latihan kerasnya. Linda berani bertahan pada permainan reli yang ditekankan lawan.
"Dia sudah merasakan kepercayaan diri itu sekarang," pungkasnya.
Advertisement