18-8-1783: Meteor Besar Mirip Aurora Borealis Lintasi Inggris

Ada banyak saksi mata saat cahaya terang itu melintas. Yang paling terkemuka saat itu adalah seorang filsuf alam Italia bernama Cavallo.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 18 Agu 2015, 06:00 WIB
Lukisan ilustrasi meteor besar yang melintasi Inggris. (Paul Sandby (1725-1809) - Hunterian Museum and Art Gallery, University of Glasgow)

Liputan6.com, London - Hari ini, lebih dari 2 abad silam, sebuah meteor besar yang dikenal dengan sebutan Great Meteor terpantau melintasi Kepulauan Inggris. Saat itu 18 Agustus 1783 sekitar pukul 21.15 sampai 21.30 di malam dengan suhu kering.

Menurut analisis dari observasi ahli, meteor memasuki atmosfer bumi di North Sea, sebelum melewati pantai timur Skotlandia dan Inggris serta Selat Inggris. Lalu terbelah menjadi beberapa bagian setelah menempuh perjalanan sekitar 1.610 km ke barat daya Prancis atau Italia utara.

Ada banyak saksi mata saat cahaya terang itu melintas. Yang paling terkemuka saat itu adalah seorang natural philosopher atau filsuf Italia bernama Tiberius Cavallo.

Saat meteor muncul dan melintas, kebetulan ia bersama sekelompok orang di teras di Windsor Castle. Cavallo pun kemudian menerbitkan laporannya melalui v. 74 of the Philosophical Transactions.

"Ada kilatan cahaya bersinar, seperti aurora borealis, yang pertama kali terlihat di bagian utara langit. Lalu terlihat bulatan bercahaya dengan diameter menyamai setengah bulan...," demikian petikan laporan Cavallo dalam  royalsocietypublishing.org.

"Sebentuk bola ini pada awalnya muncul dari cahaya kebiruan yang samar... Tapi secara bertahap cahayanya semakin terang, dan mulai bergerak naik ke atas cakrawala dalam arah miring ke sebelah timur ... Cahayanya luar biasa," tambah Cavallo.

Cavallo mencatat, bahwa meteor yang terlihat terang selama sekitar 30 detik terpecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil. Hal itu terjadi setelah terdengar suara gemuruh. Beberapa media menyebut cahaya meteor terlihat 18 menit.

"Terdengar seperti suara guntur pada jarak yang jauh, sekitar 10 menit setelah meteor muncul," jelas Cavallo yang berspekulasi itu adalah ledakan dari si meteor.

Alexander Aubert dan Richard Lovell Edgeworth mengatakan, terlihat semburat warna merah dan biru pada bola api itu.

Beberapa penjelasan terkait fenomena alam itu ada yang agak nyeleneh, London Magazine menyebutkan bahwa meteor itu terbang kembali ke arah sebaliknya. Pernyataan itu dimuat dari surat seorang letnan yang bertugas di kapal perang Inggris di utara Irlandia.

Sementara Gilbert White menulis pada tahun 1787, bahwa fenomena menakjubkan yang terjadi pada musim panas 1783 itu sangat mengerikan. Ia menyebutnya "full of horrible phaenomena".

Fenomena ini diduga terkait dengan meteorit jatuh dari jenis Hambleton Pallasite, jenis langka yang ditemukan pada tahun 2005 di utara Yorkshire.

Pada tanggal yang sama di tahun 1891, terjadi badai besar di pulau Martinique, di bagian timur Karibia. Badai yang juga dikenal dengan nama San Magin itu menyebabkan 700 orang meregang nyawa.

Sementara pada 18 Agustus 2005 - Sebuah pemadaman listrik besar-besaran melanda Pulau Jawa. Hampir 100 juta orang terkena imbasnya. Pemadaman ini adalah yang terbesar dan salah satu yang terluas dalam sejarah. (Tnt/Ali) 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya