Korut-Korsel 'Damai' untuk Urusan Upah Minimum

Kenaikan upah minimum penting untuk kestabilan wilayah industri di Kaesong.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 18 Agu 2015, 12:37 WIB
Baju-baju ini dijual di Seoul (Reuters)

Liputan6.com, Seoul - Musuh bebuyutan Korut dan Korsel yang kerap kali berselisih akhirnya mencapai sebuah kesepakatan pada hari Senin 17 Agustus 2015.

Pyongyang dan Seoul menyetujui untuk menaikkan upah minimum pekerja Korea Utara di Kawasan Industri Kaesong sebesar 5%. Kawasan industri ini dibangun tak jauh dari zona demiliterasi pada tahun 2004.

"Akhirnya, dialog antara Korsel dan Korut mencapai sebuah kesepakatan yang baik," kata wakil ketua asosiasi pengusaha Kaesong, Yoo Chang-geun, seperti dikutip dari Reuters.

"Ini adalah signal penting untuk keberlangsungan manajemen Kaesong," lanjut Yoo.

Kompromisasi antara pengusaha Seoul dan pemerintah pusat Pyongyang menghasilkan bayaran minimum sebesar US$ 74 per bulan. Kesepakatan ini tercapai lebih rendah dari permintaan Korut yaitu penambahan upah US$3,65 tiap bulannya atau kenaikan sekitar 5,18%.

Kaesong adalah simbol kerja sama ekonomi lintas batas. Ia menjadi sumber uang penting bagi Korut yang miskin, dari pajak dan pendapatan, juga potongan dari gaji 53 ribu pekerjanya. Omzet tahun 2012 mencapai US$ 469,5 juta.

Kawasan ini sempat ditutup sepihak oleh Korut pada tahun 2013 selama 5 bulan karena meningkatnya permusuhan kedua Korea ini.

Keduanya juga sempat bersitegang di awal bulan Agustus ini, saat Korsel menuduh Korut menaman ranjau darat di wilayah netral DMZ yang melukai dua tentara Seoul.

Pyongyang bereaksi keras atas tuduhan ini dengan meminta bukti video kepada Seoul. (Rie/Ein)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya