Identifikasi Korban Trigana Air, 3 Dokter Spesialis Diterjunkan

Tim SAR gabungan juga telah menemukan black box pesawat tersebut.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 18 Agu 2015, 13:53 WIB
Foto yang direkam oleh Basarnas pada Senin (17/8/2015) memperlihatkan jejak kecelakaan pesawat Trigana Air di distrik Oksibil, Papua. Pesawat yang membawa 54 penumpang tersebut hil‎ang kontak pada Minggu (16/8) sore. (Reuters/Basarnas)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri dan Polda Papua membuka posko crisis center untuk keluarga korban jatuhnya pesawat Trigana Air di Kamp 3 Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigjen Pol Arthur Tampi mengatakan, pihaknya telah menurunkan 3 dokter spesialis untuk membantu identifikasi korban.

"Tim sudah berangkat, sudah di lokasi. Kita kirimkan 3 dokter spesialis. Spesialis forensik, kemudian spesialis gigi forensik, dan 1 ahli DNA, kemudian nanti kita akan perkuat lagi," kata Arthur saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Selasa (18/8/2015).

Arthur menambahkan, nantinya seluruh jenazah korban yang sudah ditemukan akan ditempatkan di Rumah Sakit Bhayangkara Papua. Hal ini dilakukan guna mempermudah proses identifikasi yang dilakukan Polri.

"Nantinya semua jenazah yang sudah ditemukan akan ditempatkan di Rumah Sakit Bhayangkara, Jayapura. Dari TKP akan dievakuasi dengan heli, untuk kita laksanakan pemeriksaan postmortem (data fisik korban setelah meninggal) di RS Bhayangkara Jayapura," ucap Arthur.

Tim SAR gabungan menemukan seluruh 54 jenazah penumpang pesawat Trigana Air yang jatuh di Pegunungan Bintang, Papua. Penemuan seluruh penumpang ini sekitar pukul 12.44 WIT. Tim SAR gabungan juga menemukan black box pesawat tersebut.

Pesawat Trigana Air jenis ATR 42 jatuh di Kamp 3 Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Pesawat dengan nomor registrasi PK-YRN dan rute penerbangan Jayapura (Sentani)-Oksibil tersebut hilang kontak pada Minggu 16 Agustus sekitar pukul 14.55 WIB.

Pesawat membawa 49 penumpang, terdiri dari 44 orang dewasa, 2 anak, dan 3 bayi. Burung besi itu diawaki pilot Capt Hasanudin, FO Ariadin, pramugari Ika N dan Dita Amelia, serta teknisi Mario. (Mvi/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya