Liputan6.com, Jakarta Mobil modern punya segudang senjata untuk menjaga pengemudi dan penumpang saat terjadi kecelakaan. Senjata itu beragam dan punya fungsi masing-masing yang saling menguatkan. Seperti adanya sabuk keselamatan, kantung udara dan sandaran kepala.
Seperti kita ketahui, safety belt atau banyak orang menyebutnya sabuk keselamatan berfungsi untuk menahan tubuh saat terjadi tabrakan. Makanya sebelum mobil dijalankan, sabuk keselamatan harus sudah terpasang dengan baik. Pastikan bunyi "klik" menyertai pemasangan sabuk keselamatan. Selain itu, "Posisi sabuk jangan melintang di leher, tapi di bahu," ujar Momon S. Maderoni, konsultan dari Indonesia SmartDrive.
Sejumlah mobil memiliki pengatur ketinggian posisi sabuk. "Kalau tidak malah bisa mencekik," tambahnya. Begitu juga dengan posisi bagian bawah. Sabuk keselamatan tidak boleh melintang di atas perut. "Harus melingkari pinggul," jelas Momon.
Mengapa di dua posisi itu, di wilayah pundak dan pinggul bagian depan? "Karena konstruksi dua bagian itu yang paling kuat menahan beban kerangka tubuh manusia," tambahnya.
Ketika beban ditahan oleh sabuk keselamatan, kantung udara meledak untuk memberi bantuan. Mengembangnya kantung udara akan meminimalkan resiko cedera. Setidaknya, kepala tidak menghajar kemudi atau kaca depan. Pada sistem kantung udara modern, mengembangnya kantung udara tidak sekaligus. Ada beberapa tahap dalam waktu yang sangat singkat.
Setelah badan dibanting ke arah depan, maka akan ada reaksi gerakan. Badan selanjutnya dilontarkan ke belakang. Di sinilah peranan sandaran kepala (head restraint) bekerja. Tanpa ada sandaran kepala, tulang leher bisa patah yang punya efek sangat fatal. Jadi menurut Anda mana yang lebih penting?
(sts/ian)
Advertisement