Sepenggal Kisah Menegangkan di Yaman Berbuah Penghargaan

Selain Krishna, Retno juga memberikan penghargaan serupa kepada 24 anggota tim evakuasi untuk Yaman dan 24 anggota tim evakuasi untuk Nepal.

oleh Audrey Santoso diperbarui 18 Agu 2015, 18:26 WIB
Pesawat TNI Boeing 737-400 berhasil mengevakuasi 110 Warga Negara Indonesia, baik dewasa maupun anak-anak yang berada di Jizan.

Liputan6.com, Jakarta - Tegangnya konflik di Yaman dan dahsyatnya gempa Nepal masih teringat di benak kepala. Guna melindungi WNI yang ada di 2 negara itu, pemerintah pun langsung membentuk tim khusus untuk mengevakuasi WNI yang ada di Yaman dan Nepal.

Sejumlah petugas kepolisian yang tergabung dalam Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri diberangkatkan ke Yaman dan Nepal awal 2015 lalu. Satu di antaranya adalah Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti.

Saat ditugaskan ke Yaman, Krishna saat itu masih berdinas sebagai analis kebijakan Divhubinter. Dia kemudian ditunjuk sebagai Kepala Satgas Polri untuk membantu percepatan evakuasi WNI di Yaman dan Nepal.

Atas pengabdiannya itu, Krishna dianugerahi penghargaan yang diberikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Penghargaan itu diberikan di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2015).

Selain Krishna, Retno juga memberikan penghargaan serupa kepada 24 anggota tim evakuasi untuk Yaman dan 24 anggota tim evakuasi untuk Nepal, yang terdiri dari para duta besar dan konsulat jenderal.

Penghargaan juga diterima oleh 15 staf Kemenlu dan 31 anggota TNI Angkatan Udara yang berkontribusi dalam misi kemanusiaan tersebut.

"Kita perlu memulai tradisi yang baru yaitu mengucapkan terima kasih pada saat suatu misi telah berhasil diselesaikan. Itu suatu tradisi yang santun bagi sesama warga negara," kata Retno.

Sejumlah WNI yang selamat dari gempa Nepal tiba di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu (6/5/2015). Sebanyak 26 WNI beserta relawan dan tim evakuasi tiba dengan pesawat Boeing 737-400 milik TNI AU. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kepada Liputan6.com, Krishna menceritakan saat-saat menegangkan kala berada di wilayah konflik Yaman Barat. Ia bersama 3 anggota Polri berkoordinasi dengan tim evakuasi dari institusi lain mencari ribuan WNI yang tersebar di pelosok-pelosok Yaman Barat selama hampir 3 pekan.

Saat WNI sudah terkumpul dan hendak dievakuasi lewat jalur darat, kelompok pemberontak Houthi menghadang tim Satgas di Al Hudaydah Yaman.

"Sebelum dibawa (evakuasi), ada proses mencari mereka (WNI). Kami mengupayakan segala cara, menginfokan bahwa kami melakukan pencarian terhadap mereka. Kami buka hotline sampai sewa rumah. Setelah dapat data mereka, kami cari rumahnya," ujar Krishna.

"Saat menempuh jalur darat melalui Al Hudaydah, kami diberhentikan kelompok pemberontak. Semua tim dilengkapi baju antipeluru, dan kami diminta melepas baju antipeluru. Jika tidak, kami tidak boleh lewat, bahkan akan disandera," jelas Krishna.

Perang saudara pecah di Yaman pada 26 Maret 2015, Menteri Retno langsung membentuk tim evakuasi untuk mencegah WNI yang ada di negara itu menjadi korban. Selama hampir 3 pekan, sekitar 2.000 WNI yang diketahui menetap di Yaman berhasil dievakuasi.

Sebulan kemudian, tepatnya 25 April 2015, bencana gempa bumi berkekuatan 7,8 skala Richter memorak-porandakan Nepal. Sejumlah WNI berada di negara tersebut dan berhasil dievakuasi. (Sun/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya