Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Sofyan Djalil menilai pemanfaatan data atau riset untuk pembuatan kebijakan masih minim. Karena itu, tradisi tersebut mesti segera diubah.
"Waktu saya di kantor sebelumnya, saya melihat banyak kebijakan yang dibikin bukan karena berdasarkan data atau riset. Tapi tradisi seperti ini (berdasarkan riset dan data) memang sangat dibutuhkan," kata dia dalam acara Bappenas International Conference on Best Development Practise and Policies, di Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Advertisement
Sofyan menuturkan, memanfaatkan kebijakan pemerintah berdasarkan data dan riset tersebut penting untuk menentukan kebijakan. "Saya percaya bahwa sebuah negara maju bukan karena sumber daya alam tapi good policy," tegas Sofyan.
Lebih lanjut, dia mengatakan untuk mendapatkan kebijakan yang tepat bisa diperoleh dengan tukar menukar pengalaman baik dalam negeri maupun luar negeri. Langkah tersebut juga dianggap sebagai efisiensi dalam pembentukan kebijakan.
"Bisa kita copy sehingga tidak perlu melakukan penelitian baru, yang sudah ada kita copy kemudian kita tingkatkan," ujar Sofyan.
Terkait pertumbuhan ekonomi, dia mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mendapat pujian di level makro meski bukanlah yang terbaik.
"Proses pembangunan Korea Selatan pasti jauh lebih baik dari Indonesia. Tapi Indonesia bukan yang terburuk karena cukup banyak hal-hal bagus yang diterapkan," tandas Sofyan Djalil. (Amd/Ahm)