Liputan6.com, Beijing - Bursa saham China kembali tertekan pada perdagangan saham Rabu pekan ini setelah turun 6 persen pada perdagangan saham kemarin. Aksi jual masih terjadi setelah investor terkemuka memperingatkan kalau tekanan terjadi di bursa saham dapat berlangsung sedikit lama.
Indeks saham Shanghai turun 2,7 persen menjadi 3.646,75 pada Rabu pekan ini. Indeks ditutup turun 6,1 persen menjadi 3.749,12 pada Selasa pekan ini. Ini penurunan terbesar sejak 27 Juli 2015.
Advertisement
Pasar saham kembali jatuh ini didorong otoritas bursa mengatakan tidak akan melakukan intervensi lebih lanjut kecuali ada volatilitas yang tidak biasa dan risiko sistemik. Akan tetapi, akhirnya indeks saham Shanghai ditutup naik 1,2 persen ke level 3.794,11. Sejumlah investor melakukan aksi beli di akhir perdagangan saham sehingga mendukung kenaikan indeks saham.
Lim Say Boon, Kepala Riset Investasi DBS Bank Wealth Management menuturkan sentimen negatif menumpuk terhadap bursa saham China sehingga menambah kekhawatiran.
"Minggu lalu saya memperingatkan investor. Tren pelemahan di pasar saham China sudah datang. Saya kembali ulangi peringatan agar jangan berharap kembali baik lagi untuk bursa saham China," ujar Lim Say Boon, seperti dikutip dari CNBC, Rabu (19/8/2015).
Dia menuturkan, investor harus menerima kemungkinan indeks saham Shanghai dapat kembali ke titik terendah sekitar 3.300. Bahkan indeks saham Shanghai dapat kembali melemah.
Hal senada dikatakan Benjamin Pedley, Kepala Riset Investasi HSBC Private Bank di Hong Kong. Ia menuturkan kalau bursa saham China hadapi tantangan. Investor harus menghadapi volatilitas pasar saham lebih besar lagi.
5 Alasan Buat Bursa Saham China Masih Muram
5 Alasan Buat Bursa Saham China Masih Muram
Lim menguraikan lima alasan membuat bursa saham China masih tertekan:
1. Intervensi pemerintah berkurang ke depan. Langkah pemerintah untuk mencegah pasar kembali jatuh bukan untuk membuat pasar saham kembali menguat cepat.
2. Secara teknikal, indeks saham Shanghai cenderung turun terutama rata-rata dalam 50 hari pergerakan. Apa lagi indeks saham Shanghai memberikan sinyal kehilangan momentum.
3. Waspada terhadap kekhawatiran investor lokal. Investor lokal tampaknya dikejutkan dengan bursa saham melemah ditambah intervensi tidak biasa dan devaluasi mata uang Yuan.
"Dengan devaluasi Yuan mungkin mengindikasikan untuk keluar dari pada masuk," kata Lim.
4. Sejumlah lembaga keuangan asing mengevaluasi bursa saham China. Fund manager global positif pada bursa saham China sebelumnya akan tetapi kembali mengevaluasi sikap mereka terhadap investasi di China. Apalagi kalangan investor global khawatir terhadap penghentian sementara perdagangan saham yang dilakukan regulator.
5. Kekhawatiran terhadap pasar negara berkembang. Hal itu terlihat dari indeks MSCI Emerging Market turun 20 persen dalam empat bulan terakhir. (Ahm/Ndw)
Advertisement