Kampanye Makan Daging Kelinci di Sleman

Di Yogyakarta, akibat mahalnya harga daging sapi dan ayam, Dinas Pertanian Sleman mengimbau masyarakat untuk mengongsumsi daging kelinci.

oleh Liputan6 diperbarui 19 Agu 2015, 17:45 WIB
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Sleman - Perintah Presiden Joko Widodo agar Perum Bulog melakukan intervensi ke pasar tradisional dengan menggelontorkan daging sapi impor ternyata tidak cukup besar pengaruhnya di Pasar Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Rabu (19/8/2015), harga 1 kg daging sapi di Pasar Rengasdengklok masih bertengger di angka Rp 120 ribu. Sebagian pedagang tak berjualan dan sebagian lainnya memilih berjualan daging cincang untuk keperluan pedagang bakso.

"Beralih (jualan) karena sekarang dagingnya sudah mahal, melonjaknya tinggi, harganya sekarang Rp 120 ribu, pembelinya jarang," ucap salah seorang pedagang.

Di Yogyakarta, akibat mahalnya harga daging sapi dan ayam, Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Sleman mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi daging kelinci.

Kampanye makan daging kelinci ini melibatkan siswa sekolah dasar dan menengah. Rasa daging kelinci dinyatakan tak kalah lezat dengan daging sapi dan rendah kolesterol.

"Untuk daging kelinci, per ekornya itu kurang lebih antara sekitar Rp 50.000 sampai Rp 60.000. Ya, jadi lebih murah dari harga daging sapi," ungkap koordinator kampanye makan daging kelinci.

Sementara itu, sepekan setelah polisi ikut aktif memeriksa dugaan ada mafia di balik tingginya harga daging sapi dengan datang langsung ke tempat penggemukan sapi impor di Bogor dan Tangerang, Banten, belum ada satu tersangka yang dijerat.

Padahal orang-orang itu diduga kuat mendikte negara dengan mempermainkan harga kepada konsumen. Masyarakat sebagai konsumen harus membeli dengan harga tinggi sementara mereka untung besar. (Vra/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya