BCG Diberi 1 Minggu Pelajari Proposal Kereta Cepat

Hasil kajian Boston Consulting Group akan dilaporkan kepada para menteri, kemudian hasilnya kepada Presiden.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 19 Agu 2015, 20:40 WIB
Kereta Cepat Buatan Cina (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah menunjuk konsultan asal Amerika Serikat (AS), Boston Consulting Group (BCG) sebagai konsultan pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengaku tak akan memberikan waktu lama-lama kepada BCG untuk mempelajari proposal para investor yang telah melayangkan proposal ke Indonesia.

"Nanti seminggu dari sekarang, karena itu hanya membahas dan mengevaluasi feasibility study," tegas Darmin di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/8/2015).

Setelah hasil kajian BCG dilaporkan ke para menteri, kemudian menteri akan mengajukan hasilnya ke Presiden untuk kemudian ditentukan siapa yang pantas untuk membangun kereta cepat tersebut.

Nantinya keputusan dari konsultan tersebut bersifat mutlak, hanya saja masih akan mendapat beberapa review dari tim yang telah dibentuk oleh Menko Perekonomian beberapa waktu lalu.

‎"Saya lebih cenderung mengatakan, sepanjang mereka sudah mengerjakan sesuai dengan TOR yang disampaikan, kita akan mengikutinya," ujar Darmin.

Sebelumnya China dan Jepang saat ini menjadi dua kandidat kuat sebagai calon investor proyek kereta cepat. Dalam penilaian proposal oleh kedua negara ini, pemerintah akan memberikan waktu dua pekan bagi tim konsultan tersebut untuk menyeleksi masing-masing proposal. Dengan demikian diharapkan pada akhir bulan ini pemerintah sudah biasa menentukan mitra proyek antara Jepang dan China.

Jepang dan China hingga saat ini masih terus bersaing untuk dapat membangun kereta cepat di Indonesia. Sebagai bukti keseriusannya, China bahkan menggelar pameran kereta cepat di Main Atrium Senayan City mulai 13-16 Agustus 2015 kemarin.

Chief Engineer China Railway Corporation, He Huawu mengatakan, jika secepatnya mendapat restu dari pemerintah Indonesia, maka pada bulan ini juga pihaknya siap untuk melakukan pemancangan tiang pertama (groundbreaking) proyek kereta cepat tersebut. "Kalau Agustus ini bisa groundbreaking, diperkirakan bisa rampung pada akhir 2018 atau awal 2019," kata dia.

He menjelaskan, ada banyak keuntungan yang bisa didapat dari pembangunan proyek ini. Salah satunya, proyek tersebut diperkirakan akan menyerap tenaga kerja mencapai 40 ribu orang per tahun selama masa konstruksi. (Yas/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya