Liputan6.com, Jakarta - Setelah pedagang sapi melakukan aksi mogok, kini giliran pedagang ayam yang melakukan aksi serupa. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menegaskan pemerintah akan menyelesaikan polemik tersebut secepatnya.
"Akan selesai dalam 1-2 minggu," tegas JK, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Advertisement
JK menuturkan, masalah dalam produksi ayam terletak pada mahalnya makanan ternak. Hal ini yang menjadi sebab harga ayam potong saat ini mencapai Rp 40 ribu.
Pemerintah pun akan mengupayakan solusi untuk memperbaiki harga di pasaran. "Menambah suplai karena ada masalahnya mahalnya makanan ternak. Itu akan kami perbaiki. Itu saja masalahnya," tandas JK.
Dalam surat edaran yang mengatasnamakan Paguyuban Pedagang Ayam Bogor Raya, tertulis aksi mogok berjualan dimulai sejak 16 Agustus hingga 18 Agustus 2015.
Ketua Asosiasi Pedagang Ayam Bogor Raya, Sony mengatakan sejak harga daging ayam semakin mahal dan sulit dikendalikan, banyak konsumen yang batal membeli.
Ia menilai, harga ayam saat ini sudah tidak masuk akal, yakni mencapai Rp 38.000 hingga Rp 40.000 per kilogramnya. Padahal, sebelum mengalami kenaikan, harga daging ayam hanya Rp 25.000 per kilogram.
Selain itu, akibat Pedagang ayam di Kota Bogor mogok berdagang, membuat pasokan ayam berkurang. Berdasarkan data yang didapat Dinas Pertanian, pasokan ayam untuk Kota Bogor berkurang hingga 75 persen.
Wakil Wali Kota Bogor, Usmar Hariman mengatakan seiring mogoknya para pemasok ayam membuat pasokan ayam juga mulai berkurang. Tingginya harga ayam juga disinyalir penyebab langkanya ayam potong di pasaran.
"Saya sudah mendapatkan laporan itu, di mana dari 4 kandang hanya satu kandang yang terisi. Itu berarti pasokan ayam untuk ke Kota Bogor berkurang 75 persen," kata Usmar. (Silvanus A/Ahm)