Liputan6.com, Jakarta - Warga Kampung Pulo, Jakarta Timur melawan petugas keamanan ketika Pemkot Jakarta Timur menggusur permukiman mereka pagi ini. Guna menertibkan warga yang anarkis, Polda Metro Jaya menurunkan 500 polisi gabungan dari beberapa satuan.
Dalam perlawanan, warga mempersenjatai diri dengan botol kaca, batu, petasan untuk memaksa mundur anggota Satpol PP dan polisi yang bersiaga di lokasi penggusuran.
"Sudah ada 2 satuan setingkat kompi (SSK) dari Direktorat Sabhara di sana. Satu SSK dari Brimob dalam perjalanan ke TKP," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Mohammad Iqbal di Mapolda Metro Jaya, Kamis (20/8/2015).
Iqbal menerangkan, selain kekuatan dari Polda, ada 200 polisi dari Polres Jakarta Timur, 100 personel Brimob dan tambahan 2 SSK dari personel Dalmas yang akan memperkuat pengamanan, setelah penggusuran ini.
Iqbal mengatakan, kendaraan taktis 3 Water Canon sudah meletuskan tembakan gas air mata, untuk menghentikan anarkisme warga.
Peristiwa ini menyita perhatian Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian. Ia memerintahkan 50 personel Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Polda Metro Jaya, untuk membantu menenangkan warga.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti pun memimpin langsung upaya pengamanan relokasi di Kampung Pulo.
"Polisi belum melakukan tindakan tegas seperti penangkapan warga, sejauh ini hanya menembakkan gas air mata," tutup Iqbal.
Pemprov DKI Jakarta sudah sejak lama mengingatkan kepada warga Kampung Pulo untuk pindah dari tanah negara itu, untuk normalisasi Sungai Ciliwung.
Bahkan, Pemprov DKI sudah memberikan penawaran terbaik kepada warga dengan menyediakan rumah susun secara gratis. Namun warga Kampung Pulo tetap menduduki rumah mereka, dengan alasan tidak mendapat uang ganti yang sesuai. (Rmn/Mut)
Advertisement