Liputan6.com, Jakarta Ahli Gizi dari Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Made Astawan tak menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi tempe mentah mengingat proses produksi yang terjadi di pengrajin tempe sekarang.
"Jika melihat cara produksi yang sekarang saya sarankan tidak mengonsumsi (tempe mentah) karena tingkat sanitasinya masih diragukan," terang Made ditemui usai acara Awarding Nutrifood Research Grant 2015 di Jakarta pada Kamis (20/8/2015).
Advertisement
Menurut pria yang juga juga Ketua Forum Tempe Indonesia beberapa hal yang masih diprihatinkan olehnya salah satunya penggunaan drum bekas dan kayu bakar saat memasak tempe. Hal ini bisa membuat tempe terkontaminasi bahan-bahan berbahaya.
Menurut Made, tempe tak higienis pada saat praktek produks. Pertama personal hygiene pembuatnya. Misalnya bertelanjang dada, tidak menggunakan masker, menggunakan celana pendek. Itu semua jauh dari good manufacturing practice.
Kedua, lokasi produksi. Biasanya lokasi produksi berada sama dengan rumah tinggal. Bisa juga dekat kali yang membuat ragu sumber air yang digunakan.
Namun ketikan pengrajin tempe sudah melakukan proses produksi tempe seperti di Rumah Tempe Indonesia yang digagas Forum Tempe Indonesia. "Rumah Tempe Indonesia sebagai percontohan produksi tempe bagi pengrajin. Mengenai cara tepat membuat tempe yang higienis," terang pria yang juga aktif di Perhimpunan Ahli Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia ini.
"Jika diproduksi secara higienis bisa dimakan mentah maupun diolah menjadi macam-macam seperti jus misalnya," tandasnya.