Liputan6.com, Prabumulih - PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina EP telah melakukan pengeboran sumur baru di Prabumulih, Sumatra Selatan yang masuk dalam area Asset 2, Pertamina EP. Sumur ini berada di kompleks lama yang saat ini sudah ada beberapa sumur yang berproduksi.
Sumur yang dinamakan PMB-P-14 TW/33 ini sudah dimulai pengeborannya sejak sepuluh hari lalu. Pengeboran ini bertujuan untuk menambah titik serap migas dengan target mendapatkan hidrokarbon pada lapisan Prabumulih Barat.
Advertisement
"Target utama lapisan ini adalah adalah minyak dan gas yang akan dibor sampai kedalaman akhir 2.800 meter, untuk target produksi minyaknya sebanyak 120 barel per hari, sedangkan untuk gas sebesar 2,5 juta kaki kubik per harinya," kata Direktur Pengembangan PT Pertamina EP Herutama Trikoranto di Prabumulih, Kamis (20/8/2015).
Herutama menuturkan, saat ini PT Pertamina EP tetap komitmen untuk berupaya menambah produksi migas dari semua lapangan khususnya dari Asset 2 meskipun dihadapkan dengan kondisi harga minyak dunia yang turun drastis.
"Menyoal kondisi harga minyak yang terjun bebas hingga kisaran 60 persen, kami pun turut terdampak. Pada 2015 ini adalah tahun yang sulit bagi Pertamina, termasuk PEP Asset 2. Belum lagi dengan tantangan teknis yang dihadapi berupa decline rate yang tinggi sekitar 18 sampai 20 persen dikarenakan mayoritas sumur kami cukup mature,” terang Herutama.
Saat ini, lanjut Herutama, produksi asset 2 mencapai 19.753 Barel Per Hari atau sebesar 90 % dari target 22.049 barel per hari.
Sementara untuk realisasi produksi gas mencapai 466,37 Juta Kaki Kubik Gas Per Hari atau sebesar 99% dari target 471,23 Juta Kaki Kubik Per Hari.
Gas dari Asset 2 ini digunakan untuk keperluan listrik, industri pupuk dan berbagai kebutuhan di Sumatera Selatan ini termasuk juga untuk keperluan jaringan gas kota di Prabumulih dan sekitarnya.
"Tren ke depan adalah gas, dan menjawab tantangan tersebut Insya Allah kami telah siap dan mampu untuk menyediakan kebutuhan gas sebagai sumber energi selain minyak," pungkas Herutama. (Yas/Ahm)