FDR Trigana Air IL 267 Akan Diserahkan ke KNKT Besok

Penemuan FDR tidak jauh dari penemuan cockpit voice recorder (CVR) yang telah ditemukan terlebih dahulu.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 20 Agu 2015, 23:30 WIB
Sejumlah kantong jenazah berisi mayat korban pesawat Trigana Air yang jatuh di Oksob, Pegunungan Bintang, Papua, Selasa (18/8/2015). Pesawat yang membawa 54 penumpang tersebut ditemukan dalam keadaan hancur dan terbakar. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Badan SAR Nasional atau Basarnas memastikan telah menemukan flight data recorder (FDR) milik pesawat Trigana Air IL 267 yang jatuh di Pegunungan Bintang, Papua. Rencananya, FDR akan diserahkan langsung kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Data yang didapat dari FDR nantinya akan diterjemahkan ke dalam format yang dapat dipahami. Selanjutnya, dengan data ini dapat dibuat video animasi atau visualisasi dari penerbangan dan saat-saat terakhir sebelum pesawat mengalami kecelakaan.

"Tadi siang pukul 12.58 WIT, teman-teman di lapangan yaitu Basarnas bersama aparat TNI dan polisi menemukan FDR. Sekarang posisinya sudah di Jayapura, besok pagi langsung diserahkan kepada KNKT yang langsung diberikan oleh Kepala Basarnas," ujar Deputi Bidang Operasional Basarnas Heronimus Guru di Jakarta, Kamis (20/8/2015).

Menurut pria yang akrab disapa Hero itu, penemuan FDR tidak jauh dari penemuan cockpit voice recorder (CVR) yang telah ditemukan terlebih dahulu.

"Penemuan FDR tidak jauh dari penemuan CVR. Tapi karena tim fokus cari jenazah, jadi tidak terlihat dan baru tadi siang diketemukan," jelas Hero.

FDR merupakan bagian dari black box, yaitu perangkat yang merekam data-data atau parameter seperti posisi ketinggian pesawat, kecepatan angin, kecepatan pesawat, dan arah tujuan pesawat. Data ini juga dilengkapi dengan informasi waktu.

FDR umumnya dapat merekam hingga 25 jam. Namun, seiring perkembangan teknologi, sejumlah FDR digital kini dapat merekam bahkan hingga lebih dari 100 jam dengan kecepatan 64 kata per detik.

Di lain sisi, dengan berhasilnya Tim SAR gabungan mengevakuasi 54 jenazah, maka pihaknya memastikan pencarian dihentikan.

"Basarnas itu kan bertugas untuk mengevakuasi jenazah. Karena sudah berhasil 54 jenazah, maka pencarian dihentikan dan ditutup. Rencananya penutupan itu akan disampaikan secara resmi oleh Kepala Basarnas antara Senin atau Selasa depan," pungkas Hero.

Pesawat Trigana Air yang membawa 49 penumpang dan 5 kru ini hilang kontak pada pukul 14.21 WIT Minggu siang, 16 Agustus 2015. Saat itu, pesawat ini terbang dari Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura tujuan Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

Pesawat jenis ATR 42 PK YRN dengan nomor penerbangan IL 267 ini diduga menabrak lereng bukit di sekitar Kampung Atenok, Distrik Oskob, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Pesawat jatuh di kemiringan 45 derajat. (Ado/Ans)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya