Liputan6.com, Palembang - Polda Sumatera Selatan (Sumsel) langsung mengerahkan petugasnya untuk melakukan penyelidikan setelah mendapatkan laporan dari Nurhasanah (43), ibunda Desti Anggraini, mahasiswa Semester VII FKIP Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Universitas Sriwijaya (Unsri), yang diduga bergabung dengan Negara Islam Irak-Suriah (ISIS).
Desti diduga ikut dalam rekrutmen kader ISIS di salah satu Pondok Pesantren di Ciamis, Jawa Barat.
Advertisement
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol R Djarod Padakova mengatakan, orang tua Desti sudah meminta bantuan pihaknya untuk mencari anaknya.
"Orangtuanya hanya menyampaikan jika anaknya izin ke pesantren dan meminta bantuan Polda Sumsel mengecek keberadaan anaknya. Kami sedang melakukan koordinasi dengan jajaran intelijen di sana untuk mengetahui keberadaan anaknya di sana (Ponpes di Ciamis)," ujar Djarod Padakova kepada Liputan6.com, di Polda Sumsel, Kamis, 20 Agustus 2015.
"Pihak keluarga menyampaikan ke kita untuk mendeteksi atau pemeriksaan di Pondok pesantren tersebut. Karena keluarga mereka tidak mengharapkan anaknya menimba ilmu di pondok pesantren itu," lanjut Djarod.
Namun, pihaknya memastikan bahwa ini hanya sebatas pengecekan tentang keberadaan Desti Anggraini saja. Pihaknya menampik jika ada kaitannya dengan gerakan ISIS yang sudah masuk ke Sumsel.
"Belum ada laporan khusus di Sumsel untuk indikasi masuknya ISIS. Diharapkan juga tidak ada. Sejak pemerintah menyatakan larangan ISIS di Indonesia, Polda Sumsel mengambil langkah-langkah antisipasi agar tidak masuk ke wilayah Sumsel," pungkas Djarod. (Ron/Ans)
Baca Juga
Kaleidoskop Pelembang 2024: Pesta Mewah Crazy Rich, Pembunuhan Sadis Mirip Vina Cirebon, Koas Unsri Dianiaya
Jamu Maut Renggut Nyawa Bocah 13 Tahun di Palembang, Jasadnya Ditemukan di Belakang Lemari
Pemeriksaan Saksi Penganiayaan Dokter Koas Unsri Digelar di Polsek, Akademisi: Polda Sumsel Tak Mampu?