Liputan6.com, Jakarta Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung tertekan pada perdagangan saham Jumat pekan ini. Saat ini belum ada sentimen positif yang mendorong IHSG ke zona hijau.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (21/8/2015), IHSG melemah 105,95 poin (2,39 persen) ke level 4.335,95. Indeks saham LQ45 tergelincir 2,77 persen ke level 727,22. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah pada hari ini.
Advertisement
Ada sebanyak 234 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sedangkan 59 saham lainnya menghijau dan 63 saham diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 4.401,66 dan terendah 4.335,93. Level IHSG tersebut terendah sejak 2014.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 200.024 kali dengan volume perdagangan saham 5,15 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 4,68 triliun.
Secara sektoral, sepuluh sektor saham kompak berada di zona merah. Sektor saham perdagangan turun 3,27 persen, dan memimpin penurunan sektor saham pada hari ini. Disusul sektor saham infrastruktur susut 3,25 persen, dan sektor saham konstruksi tergelincir 2,82 persen.
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 700 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 600 miliar.
Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham PTBA naik 5,19 persen ke level Rp 5.575 per saham, saham SIDO mendaki 4,32 persen ke level Rp 459, dan saham IPOL menguat 5,88 persen ke level Rp 72 per saham.
Saham-saham yang menekan IHSG antara lain saham BBRI turun 2,31 persen ke level Rp 9.500 per saham, saham TLKM melemah 4,88 persen ke level Rp 2.730 per saham, saham BBCA susut 3,26 persen ke level Rp 11.875 per saham. Selain itu, saham LPPF tergelincir 7,03 persen ke level Rp 15.550 per saham, saham PTPP melemah 7,75 persen ke level Rp 3.450 per saham, dan saham SRIL tertekan 7,18 persen ke level Rp 323 per saham.
Nilai tukar rupiah pun masih betah di kisaran 13.900 per dolar AS. Berdasarkan RTI, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di kisaran 13.943 per dolar AS.
Tak hanya IHSG saja yang tertekan, bursa saham Asia juga kompak berada di zona merah. Indeks saham Jepang Nikkei turun 2,98 persen ke level 19.435, indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,53 persen ke level 22.409, dan indeks saham Singapura tergelincir 1,07 persen ke level 2.977,55.
Kepala Riset PT NH Korindo Securities, Reza Priyambada menuturkan saat ini belum ada sentimen positif untuk mengangkat IHSG. Hal itu membuat kepanikan pelaku pasar sehingga terjadi aksi jual di bursa saham. "Belum ada sentimen khusus mempengaruhi laju IHSG. Masih sama sentimennya," ujar Reza saat dihubungi Liputan6.com.
Ia mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin tertekan menambah sentimen negatif ke bursa saham. Hal itu ditambah bursa saham global berada di zona merah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Reza menilai, IHSG anjlok tersebut menunjukkan kepanikan pelaku pasar sehingga terus melakukan aksi jual. (Ahm/Gdn)