Liputan6.com, Bangkok - Seorang sopir kendaraaan tradisional Thailand, tuk-tuk mendatangi kantor polisi pada hari Kamis 20 Agustus 2015 kemarin. Pria 37 tahun bernama Suchart Panngram mengatakan kepada polisi, saat itu ia dihentikan terduga bomber Bangkok di depan Stasiun Kereta Hua Lamphong.
Menurut kesaksiannya, pria asing itu memberikan sebuah peta dan menunjukkan Hotel Grand Hyatt Erawan yang tak jauh dari Kuil Erawan. Suchart lalu mengambil ongkos yang diberikan oleh pria berbaju kuning itu, dan berangkat menuju lokasi yang ditunjuk.
Advertisement
Suchart mengaku kepada polisi bahwa ia mengantarkan penumpang tanpa perlu banyak cakap. Seperti biasa dilakukannya setiap hari.
"Suchart bersikukuh bahwa ia tidak ada hubungannya dengan plot pengemboman," kata polisi seperti dikutip dari khaosod Jumat (21/8/2015).
Sebelumnya, polisi menjanjikan Rp 12 juta bagi pengemudi tuk-tuk untuk memberikan detail pria berbaju kuning itu. Polisi juga berjanji akan melindungi identitasnya.
Polisi juga mengiming-imingi uang Rp 389 juta, bagi siapapun yang mengetahui keberadaan pria itu. Dalam rekaman yang dijadikan patokan untuk membuat sketsa, polisi menggambarkan seorang pria dengan rambut ikal dan bermuka campuran Asia-Eropa, berusia 20 hingga 30 dengan tinggi 170 cm. Menurut kepolisian, rambut ikalnya adalah rambut palsu.
Sebelumnya, pengemudi ojek, Kasem Pooksuwan mengatakan kepada media lokal, ia mengangkut pria yang mirip dengan selebaran yang disebar oleh kepolisian.
"Waktu ia turun dari motor, ia tampak tenang, seperti pelanggan lainnya. Ia biasa saja, tak tergesa-gesa," kata Kasem.
Pengemudi ojek ini juga berpikir orang tersebut tidak mirip dengan orang Thai, meskipun Kasem mengaku tidak benar-benar melihat muka pelanggan berbaju kuning itu. (Rie/Tnt)