Pelajar dan Orangtua Gratis Naik Transjakarta Pakai KJP

Saat ini Pemprov DKI sedang mengkaji kemungkinan adanya dokter, bidan, perawat di setiap 1.250 warga.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 23 Agu 2015, 16:32 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama geram dengan harga barang di JakBook dan Edu Fair 2015 lebih mahal dari harga pasaran, Jakarta, Senin (27/7). Ahok menghimbau agar warga tidak lagi belanja dipameran tersebut. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan, dia tidak ingin warganya mengalami kesulitan dalam urusan pendidikan. Bagi siswa tidak mampu, tapi memiliki Kartu Jakarta Pintar (KJP), mereka akan digratiskan naik Bus Transjakarta. Langkah ini diambil, kata Gubernur yang akrab disapa Ahok, agar warga DKI Jakarta tidak kesulitan akses ke sekolah.

"Mulai besok, pelajar yang punya KJP tidak perlu lagi membayar bus Transjakarta. Tidak ada seorang warga pun yang tertinggal karena tidak sekolah," kata Ahok di acara Lebaran Betawi, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (23/8/2015).
 
Mantan Bupati Belitung Timur ini juga berjanji akan mengupayakan kebijakan agar warga tak mampu atau lanjut usia bisa naik moda transportasi seperti bus Transjakarta secara gratis.

Saat ini ujar [Ahok](2299925/ ""), masih banyak warga DKI yang sulit pergi berobat, meski biaya pengobatan di puskesmas gratis. Kondisi ini terjadi tak lain karena tidak adanya ongkos transportasi.

"Tidak ada seorang pun susah ke puskesmas. Ke puskesmas memang gratis, tapi ongkos naik taksinya bayar katanya. Karena itu, Pak Lurah, Pak RT, Bu RT, bila masyarakat yang sakit tidak mampu, katakan puskesmas keliling bisa datang mengobati, supaya yang tidak mampu bisa diobati," tegas dia.

Guna memenuhi pelayanan kesehatan, Ahok mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang mengkaji kemungkinan adanya dokter, bidan, perawat di setiap 1.250 warga.

"Saya harap bapak ibu yang giginya kurang bagus bisa berobat. Pelayanan gigi di puskesmas bagus," papar Ahok.

Ahok berharap, dengan program ini tidak ada lagi warganya yang kesulitan pendidikan gara-gara keadaan ekonomi. Menurut Ahok, Bila kesulitan pendidikan dan ekonomi bisa teratasi, mantan anggota Komisi II DPR ini yakin warga bisa mencapai kehidupan yang lebih baik.

"Kami tidak ingin kepala, perut dan dompet warga DKI jadi kempes. Kami ingin kepala perut dan dompet itu penuh. Kalau kepala penuh, berarti budaya, agama, pendidikan, semua tercapai. Perut penuh kita bisa makan banyak. Dompet penuh, semua sudah tahu. Punya duit bos," tandas Ahok. (Sun/Yus)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya